SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melanjutkan penurunan kabel fiber optik udara ke dalam jaringan bawah tanah atau ducting di kawasan Segitiga Emas.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan upaya itu untuk memperindah kota, sekaligus mencegah kecelakaan.
"Hari ini, Pemkot Semarang bersama Telkom, Telkomsel, Moratelindo, bersama PT BPS, BUMD Semarang menurunkan kabel diducting," katanya di Semarang, Jawa Tengah, Selasa 15 Agustus, disitat Antara.
Hal tersebut disampaikan perempuan yang karib disapa Ita itu usai seremonial penurunan kabel fiber optik di depan Masjid Raya Baiturrahman di Jalan Gajah Mada Kotar Semarang yang termasuk kawasan Segitiga Emas Semarang.
Pemasangan kabel, termasuk fiber optik, di bawah tanah, kata dia, lebih aman ketimbang kabel udara yang rawan mengakibatkan bencana dan kecelakaan, sebagaimana baru saja terjadi di Jakarta.
"Kemarin, kita semua tahu di Jakarta terjadi kecelakaan atau musibah karena kabel (fiber optik, red.) menjuntai yang mengakibatkan korban," kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang itu.
Dengan sistem ducting, ia mengatakan, secara penataan kota akan lebih terlihat rapi dan indah, serta lebih memberikan aspek kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat umum, khususnya pengguna jalan.
"Kami harapkan dengan seperti ini (ducting, red.) kotanya cantik, kemudian juga aman, dan sudah berbasis 5G. Kami harapkan nantinya tidak hanya di kawasan Segitiga Emas," katanya.
Ia mengatakan sistem ducting sebenarnya sudah diawali penerapannya di kawasan Kota Lama Semarang yang saat ini sudah terlihat rapi tanpa ada kabel udara berseliweran dan semrawut.
"Makanya, saya mengajak seperti di Kota Lama. Semua kan sudah cantik ya, ada yang bilang kayak di Eropa. Kalau tidak ada kabel malang melintang seperti ini kan bisa lebih cantik kotanya dan juga nyaman," katanya.
BACA JUGA:
Dia mengakui penerapan sistem ducting memang berimplikasi terhadap biaya sehingga belum semua perusahaan penyelenggara telekomunikasi menurunkan kabel udara ke dalam jaringan kabel bawah tanah.
"Karena terkait biaya, karena ini juga kolaborasi, kami harapkan yang Segitiga Emas dulu. Karena ducting-nya juga sudah dibangun, tinggal dimasukkan saja. Kalau tidak ada pioner, tidak ada yang pertama seperti ini, nanti tidak selesai-selesai," kata dia.
Kepala KSO BPS Moratelindo Resi Bramani mengatakan pekerjaan tersebut akan memerlukan waktu selama kurang lebih dua bulan sampai dengan bisa digunakan secara optimal.
"Kami berharap dalam sebulan hingga dua bulan, daerah sini sudah rapi semua tanpa kabel. Kami juga sudah ada 'grand design'-nya untuk ke depan. Untuk sementara, kami ruas ini dulu dan sudah 'ready' (siap), tinggal digunakan,” katanya.
Ia menyampaikan segi keuntungan dari sistem ducting yang lebih aman dan lebih awet untuk kabel fiber optik, termasuk dalam aspek perawatan juga lebih mudah karena di bawah tanah.
"Perawatan lebih aman dan mudah kalau di bawah, karena masuk sekali. Tidak ada lagi kecelakaan, tidak ada lagi putus kabel, tidak ada lagi hewan pengerat dan lain-lain," tandasnya.