Densus 88 Sita 16 Senpi dari Teroris Karyawan KAI, 5 Diantaranya Modifikasi
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dan Juru bicara Densus 88 Antiteror, Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri (Rizky AP/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Densus 88 Antiteror Polri menyita 16 senjata api (senpi) dari kediaman teroris DE yang juga merupakan karyawan KAI. Lima diantaranya merupakan hasil modifikasi dari airgun menjadi senpi.

"Senjata api 16 pucuk ya. 11 Laras pendek, 5 Laras panjang," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Selasa, 15 Agustus.

Salah satu air gun yang dimodifikasi oleh tersangka menjadi senpi itu berjenis pistol.

Kemudian, ada juga beberapa senpi yang masuk dalam kategori pabrikan atau bukan rakitan.

Menambahkan, juru bicara Densus 88 Antiteror, Kombes Aswin Siregar menyebur pihaknya masih mendalami cara tersangka DE memodifikasi senjata tersebut. Termasuk, kemungkinan adanya pihak lain yang membantunya.

"Masih kita dalami. Kita lakukan pendalaman terkait masalah senjata itu sendiri," ungkap Aswin.

Diduga, DE memiliki kemampuan memodifikasi airgun menjadi senpi itu saat bergabung dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Barat (MIB) pada 2010.

Tapi, ditekankan, proses pendalaman masih terus dilakukan mengenai asal usul senpi yang ditemukan dari kediaman tersangka DE.

"Jadi masih butuh kita untuk mendalami dan akan mengupdate lagi lah, apa-apa yang dialami, apa-apa yang dilatih oleh yang bersangkutan sejak periode itu sampai dengan sekarang," sebut Aswin.

"Kalau kita hitung berarti 13 tahun ya, dari sejak awal dia gabung dengan MIB ya. MIB itu di Barat, MIT itu di Timur, mereka ini kemudian mereka ini semua adalah penduduk Anshor Daulah," sambungnya.

Tersangka DE ditangkap di wilayah Harapan Jaya, Bekasi, Senin, 14 Agustus. Dari penangkapan itu, Densus 88 Antiteror juga menyita puluhan senjata api laras pendek maupun laras panjang.

Adapun, DE juga disebut memiliki rencana melakukan aksi amaliyah di Mako Brimob dan markas TNI.

Rencana itu karena DE terinspirasi dengan kerusuhan Mako Brimob 2018. Kala itu, para narapidana teroris (napiter) membuat kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.