JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku masalah pencemaran udara di Ibu Kota merupakan tantangan berat bagi pemerintah. Sampai saat ini, buruknya kualitas udara di Jakarta belum bisa diselesaikan.
Heru menjelaskan, penyebab utama tingginya polusi udara di wilayahnya adalah penggunaan kendaraan bermotor milik warga Jabodetabek yang setiap hari berkegiatan.
Hal ini disampaikan Heru dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertajuk Road to ASEAN Summit yang mengangkat tema "Kota Cerdas ASEAN, Tingkatan Kualitas Hidup" yang digelar secara daring.
"Dalam 1,5 tahun terakhir, kendaraan roda empat itu dari 4 juta jadi 6 juta sekarang. Begitu juga kendaraan roda dua dari 14 juta jadi 16 juta. Yang berplat B, itu kan Jabodetabek dan hampir semua masuk Jakarta. Jadi, memang beban Jakarta berat," kata Heru, Selasa, 8 Agustus.
Meski ada kontribusi penggunaan kendaraan dari luar daerah, Heru menegaskan hal ini tak mengurangi tanggung jawab Pemprov DKI dalam mengendalikan polusi udara.
Salah satu upayanya adalah menambah kendaraan bus listrik dengan target 100 bus hingga 2 tahun ke depan. Kemudian, Pemprov DKI mulai mengalihkan kendaraan dinas menjadi bertenaga listrik secara bertahap.
"Kemudian Pemda DKI setiap Jumat menanam pohon. Begitu juga saya, kalau luang, tiap Selasa dan Jumat menanam pohon. Itu generasi panjang, mungkin sekarang tak terasa," urai Heru.
"Berikutnya menggunakan transport massal yang telah dibangun Pemda DKI dan pemerintah pusat, sehingga kurangi kemacetan dan kurangi emisi udara di Jakarta," imbuh dia.
BACA JUGA:
Buruknya kualitas udara di Jakarta terus mejadi sorotan dan dikeluhkan oleh warga. Kini, indeks kualitas udara di Jakarta tidak pernah kurang dari 100. Artinya, kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Angka 101-200 menandakan tingkat kualitas udara bisa mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan dengan kondisi tubuh yang sensitif.
Sementara, standar particulate matter (PM) 2.5 di Jakarta selalu lebih tinggi dari standar WHO. PM 2.5 adalah polutan kualitas udara, partikel debu yang berukuran 2.5 mikron.
Sumber PM2.5 sangat beragam, lazimnya berasal dari asap bahan bakar kendaraan bermotor, asap pembangkit listrik, proses industri, dan rokok.