JAKARTA – “Gue bisa tuh cuan, tanpa perlu bisa baca laporan keuangan..." Demikian yang dituliskan Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero pada Jumat 29 Januari di laman Twitter pribadinya.
Kalimat bernada satir itu agaknya ditujukan kepada para influencer yang mendadak paham soal urusan pasar saham. Tidak hanya itu, influencer juga diduga kuat kerap memberikan framing kepada masyarakat agar mengoleksi portofolio emiten tertentu.
Padahal sebagai trendsetter, influencer mempunyai posisi strategi untuk diduplikasi para pengikutnya. Karena mereka mempunyai basis massa yang cukup besar.
“Semua kehancuran dimulai dari pernyataan sesederhana itu. Bangga atas sesuatu yang dia sendiri tidak tahu bagaimana cara kerjanya,” tulis Poltak melalui akun Twitterna=ya @hotradro.
TIdak hanya itu, dia juga mengungkapkan sejumlah aspek yang perlu dipahami dalam menggeluti pasar saham.
”Kalaupun bisa baca laporan keuangan, apakah bisa membandingkannya dengan laporan keuangan perusahaan lain? Apakah bisa mendeteksi angka yang dicantumkan realistis atau tidak? Asumsi apa yang dipakai? Relevan atau nggak? Bagaimana mendeteksi kemungkinan fraud?,” katanya.
Lalu, pria yang pernah memimpin lembaga riset BEI itu juga memberikan sejumlah clue hal apa saja yang perlu dimengerti untuk bisa memperoleh keuntungan dalam aktivitas perdagangan saham.
“Perusahaan ini biaya bunganya realistis nggak? Apakah semua tagihannya bisa terkumpulkan? Penyisihan piutangnya bagaimana? Ada pembiayaan secara off-balance sheet nggak? Untuk yang satu ini bahkan LKH saja kena, walaupun diberi julukan Warren Buffett Indonesia,” ujarnya.
BACA JUGA:
“Di antara para analis, kasta paling tinggi ada pada mereka yang spesialisasi di sektor keuangan terutama perbankan. Kenapa? Karena selain harus ngerti baca laporan keuangan yang sangat berbeda dari pabrik semen misalnya, juga harus ngerti yield curve obligasi,” sambungnya.
Untuk itu, Poltak mengarahkah kepada siapa pun yang ingin terlibat di aktivitas perdagangan saham untuk memahami seluk-beluk sebuah emiten baik dari sisi fundamental maupun teknikal.
“Tinggal direnungkan sendiri: keputusan investasi anda datang dari mana? Dari siapa?,” tutupnya.