Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut Indonesia membutuhkan 426 juta dosis vaksin. Ada empat jenis vaksin COVID-19 yang akan digunakan ke masyarakat dan pasien virus corona. 

"Vaksin ini akan didiberikan ke 70 persen rakyat Indonesia yang jumlahnya 270 juta, kira-kira angkanya 188 juta (orang)," ucap Budi dalam webinar bertema 'Vaksin COVID-19 untuk Indonesia Bangkit', Sabtu, 30 Januari.

Budi bilang, 188 juta penduduk Indonesia yang akan menerima vaksin dipilih berdasarkan kelompok usia diatas 18 tahun. Selain itu, nantinya akan dikerucutkan kembali dengan memisahkan kelompok ibu hamil, penyitas COVD-19, dan orang-orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu.

Selain itu, jumlah vaksin yang dibutuhkan sebanyak 363 juta dosis karena setiap orang harus menjalani dua kali vaksinasi. Semetara sisanya disiapkan sebagai cadangan sebanyak 15 persen.

"Masing-masing perlu disuntik 2 kali jadi kita memerlukan 363 juta dosis vaksin. Jadi dibutuhkan 426 juta dosis vaksin. Ini yang diperlukan vaksinasi 70 persen dari seluruh penduduk Indonesia," paparnya.

Dijelaskan Menkes Budi, Indonesia akan menerima 125 juta dosis buatan Sinovak, kemudian 50 juta vaksin Pfizer, AstraZeneca dan Novakvax yang masing-masing berjumlah 50 juta dosis. Keempat varian vaksin akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi di Indonesia. 

"4 vaksin dengan sumber yang berbeda ini mengamankan risiko kalau negara-negara yang block pengirimab vaksinnya. Seperti yang baru-baru ini di Eropa dimana negara-negara Eropa karena kekurangan vaksin," kata dia

Selain itu, sambung Budi, Indonesia juga berkejasama dengan organisasi kesehatan dunia atau WHO. Bentuk kerja sama yakni ikut aktif dalam organisasi Gavi yang kerap memberikan vaksin ke negara berkembang.

"Gavi menjanjikan walaupun belum pasti, menjanjikan 3 persen sampai 20 persen dari populasi yang antara 18 juta dosis sampai 108 juta dosis vaksin ini gratis untuk diberikan rakyat Indonesia," tandas dia.