Bagikan:

BANDUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Jawa Barat, mengungkapkan korban terpapar keracunan makanan acara reses anggota DPRD di Cimahi mencapai 326 orang.

"Berdasarkan data yang kami terima ada 326 yang terdampak, dengan yang dirawat inap ada 198 orang, sementara sisanya rawat jalan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cimahi Dwihadi Isnalini dilansir ANTARA, Selasa, 25 Juli.

Hingga saat ini sudah ada beberapa pasien yang diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan di rumah sakit, namun kebanyakan masih dalam tahap penyembuhan karena masih merasakan sakit seperti mual dan muntah, kemudian demam dan sesak nafas. "Mungkin perutnya kembung hingga membuat terasa sesak" ucapnya. 

Dwihadi memastikan seluruh pembiayaan pengobatan korban keracunan makanan ditanggung Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi dengan menggunakan APBD, mengingat statusnya Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Kita mengikuti aturan yang berlaku dan kenapa pembiayaan daerah, bukan dari sumber lainnya seperti BPJS Kesehatan, karena setahu saya jika ada kejadian seperti KLB ini, tidak bisa ditanggung. Kami mempersiapkan segala sesuatunya di awal, yang penting masyarakat tertolong dulu," paparnya.

Terkait dengan status KLB, Dwihadi mengatakan pemberlakuannya melihat perkembangan lanjutan.

"Jadi kita pantau terus, kalau memang sudah tidak ada penambahan kasus, bisa saja kita hentikan," tuturnya.

Diketahui ratusan orang mengalami gejala serupa keracunan setelah mengonsumsi makanan dari acara reses anggota DPRD di Kelurahan Padasuka. Para korban berasal dari Kelurahan Setiamanah, Kelurahan Cimahi, dan Kelurahan Padasuka.

Sebagian warga yang mengalami gejala keracunan setelah diobservasi di Puskemas Padasuka - yang merupakan posko kesehatan keracunan makanan - hanya membutuhkan rawat jalan. Namun ada pula pasien yang membutuhkan perawatan lanjutan sehingga diantar ke rumah sakit menggunakan ambulans.

Ada lima rumah sakit yang menjadi tempat rujukan pasien keracunan makanan utama yakni Cibabat, Dustira, Mitra Kasih, Kasih Bunda, dan Mitra Anugrah Lestari (MAL).

Dalam upaya mencari tahu penyebab keracunan, Puskesmas Padasuka dengan Dinas Kesehatan Cimahi pada Minggu (23/7) sudah mengirimkan sampel makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang yang mengalami gejala keracunan ke Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Sampai saat ini pihak Kota Cimahi masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan dari laboratorium.

"Jadi belum bisa dipastikan apa penyebabnya," ucap Dwihadi.