Bagikan:

JAKARTA - Atap beton dari sebuah gedung olahraga sekolah runtuh di Kota Qiqihar, China pada Hari Minggu, menewaskan 11 orang, sebagian besar diyakini sebagai pemain bola voli perempuan, sementara pihak berwenang mengatakan penumpukan material secara ilegal di atas atap tersebut kemungkinan besar telah menyebabkan runtuhnya atap tersebut.

Awalnya, 15 orang terjebak di bawah reruntuhan dan media pemerintah mengetahui pada pukul 10 pagi waktu setempat, pihak berwenang telah mengeluarkan orang terakhir yang tersisa, seorang siswa, yang tidak memiliki tanda-tanda vital.

Keruntuhan di Sekolah Menengah Pertama No. 34 di Distrik Longsha di Qiqihar, yang terletak di Provinsi Heilongjiang dilaporkan pada pukul 14:56 pada Hari Minggu, menurut departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan provinsi, menurut Xinhua.

Sebuah tim bola voli putri sedang berlatih di gimnasium ketika insiden itu terjadi, kata seorang ayah kepada China Youth Daily, ketika ia menunggu dengan cemas di rumah sakit setempat untuk mendapatkan kabar tentang putrinya yang berusia 16 tahun.

"Tim tersebut terdiri dari para siswa yang dipilih dari kelas yang berbeda. Mereka baru saja kembali ke sekolah beberapa hari yang lalu setelah mengikuti kompetisi di luar kota," kata seorang saksi mata kepada radio pemerintah, melansir Reuters 24 Juli

Tidak segera jelas apakah ada korban orang dewasa, tetapi radio pemerintah melaporkan pada Hari Minggu, pelatih tim terkubur di bawah reruntuhan.

Terpisah, seorang anggota keluarga mengatakan kepada wartawan di sebuah media, keponakannya adalah anggota tim bola voli putri sekolah dan sedang berlatih di lokasi saat peristiwa itu terjadi.

Ada 19 orang di gimnasium saat kecelakaan terjadi, dengan empat orang berhasil melarikan diri, kata pihak berwenang.

Dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial, seorang ayah yang marah mengeluh pemerintah mengirim polisi untuk mengawasi para orang tua, tetapi tidak mengirim siapa pun untuk memberi kabar terbaru tentang anak-anak mereka.

"Mereka mengatakan kepada saya,anak saya hilang, tetapi kami tidak pernah bisa melihat anak itu. Semua anak-anak itu wajahnya berlumuran lumpur dan darah ketika mereka dikirim ke rumah sakit. Saya memohon, tolong biarkan saya mengidentifikasi anak itu. Bagaimana jika itu bukan anak saya?" kata pria itu.

Sebuah foto udara dari udara dari gambar-gambar di media sosial menunjukkan atap yang runtuh, dengan petugas penyelamat berada di dalam gedung olahraga di samping bongkahan-bongkahan beton.

Foto-foto lain menunjukkan derek besar yang diangkat di sisi gedung sekolah saat upaya penyelamatan masih berlangsung.

Diketahui, wilayah tersebut dan beberapa bagian di China mengalami hujan lebat akhir pekan ini, menyebabkan banjir dan kerusakan di beberapa daerah.

Penyelidikan awal menemukan para pekerja konstruksi secara ilegal menempatkan perlit, mineral dengan kadar air tinggi dan dapat menyerap air, di atap gimnasium selama pembangunan gedung pengajaran yang berdekatan dengan gimnasium, kata Xinhua.

Di bawah hujan yang terus-menerus, perlit menyerap air dan bertambah berat, sehingga mengakibatkan runtuhnya atap, kata media pemerintah.

Seorang pengguna di Weibo, platform media sosial populer di Tiongkok, mengatakan dalam komentarnya, "Bagaimana mungkin departemen terkait tidak memahami akal sehat, bahwa Anda tidak boleh menaruh benda berat di atas atap? Ini harus diselidiki secara menyeluruh."

Investigasi mendalam sedang berlangsung dan orang-orang yang bertanggung jawab atas perusahaan konstruksi tersebut telah ditahan oleh polisi, lapor Xinhua.