Polres Garut Bidik Preman Memalak hingga Mabuk Kerap Bikin Resah Masyarakat
Ilustrasi. Sejumlah preman terjaring Operasi Pekat Lodaya dikumpulkan di Polres Bandung Barat, Rabu 6 Mei 2009. (ANTARA-Agus Bebeng)

Bagikan:

JABAR - Polres Garut menyiagakan sejumlah personel dari Satuan Samapta untuk memberantas preman yang mengganggu masyarakat.

Para preman yang ditindak meresahkan masyarakat lantaran mabuk-mabukan, jual barang dengan cara memaksa, parkir liar, dan mengamen di setiap kawasan Kabupaten Garut.

"Kami masih mendengar keluhan dan laporan dari banyak masyarakat terkait tindakan premanisme yang meresahkan di sekitar mereka, atas keluhan dan laporan tersebut pun kami langsung merespon dengan melaksanakan razia," kata Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha kepada wartawan di Garut, Jumat 21 Juli, disitat Antara.

Ia menuturkan, Polres Garut menerjunkan tim dari jajaran Satuan Reskrim dan Satuan Samapta Polres Garut untuk siap bergerak melakukan patroli dan menindak tegas bagi siapa saja preman yang dilaporkan atau diketahui melakukan perbuatan mengganggu keamanan dan ketertiban umum.

Dia menjelaskan anggotanya rutin merazia preman kemudian membawanya ke Markas Polres Garut untuk dilakukan pemeriksaan, pembinaan, dan tes urine untuk mendeteksi mengkonsumsi narkoba atau tidak.

Ia menyampaikan hasil razia terakhir pada Kamis 20 Juli, Polres Garut mengamankan 30 preman dari sejumlah tempat di wilayah perkotaan Garut yang selama ini dilaporkan masyarakat karena meresahkan seperti mabuk-mabukan, pemalakan, dan menjual barang secara paksa.

Seluruh preman itu, lanjut dia, dilakukan pemeriksaan, jika ditemukan ada unsur pidana seperti membawa senjata tajam dan positif narkoba berdasarkan hasil tes urine, maka akan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.

"30 orang preman yang kami amankan melalui operasi ini, modusnya bermacam-macam ada yang menjual tisu hingga air mineral secara paksa sampai aksi pengamen yang meminta uang secara paksa dari warga," katanya.

Ia menyampaikan preman yang dalam keadaan mabuk dan positif narkoba langsung ditangani Satuan Narkoba untuk menjalani pemeriksaan hukum lebih lanjut, sedangkan yang lainnya diserahkan ke Satuan Polisi Pamong Praja Garut untuk dilakukan tindak pidana ringan sesuai peraturan daerah.

Yonki yang baru memimpin Polres Garut sejak sepekan lalu itu menyatakan tidak akan membiarkan preman yang meresahkan, pihaknya komitmen untuk menindak tegas segala bentuk premanisme di Garut.

"Razia premanisme ini akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan, ini bertujuan untuk menjadikan wilayah Garut bebas dari premanisme dan lingkungan tetap aman dan kondusif," katanya.

Kepala Satuan Reskrim Polres Garut AKP Deni Nurcahyadi mengatakan, jajarannya terus mengawasi aktivitas jalanan untuk memastikan lingkungan masyarakat tetap aman, tidak ada tindakan premanisme.

"Masyarakat harus aman, nyaman, dan tenteram dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, tentunya yang diharapkan kemudian adalah Garut bebas dari tindakan preman," katanya.

Kepala Satuan Samapta Polres Garut Iptu Masrokan menambahkan personelnya sudah siap siaga untuk melakukan patroli di daerah rawan gangguan keamanan dan ketertiban umum seperti di wilayah perkotaan Garut.

Jajarannya, kata Masrokan, setiap hari melakukan patroli, dan siap bergerak cepat ke lokasi apabila ada laporan masyarakat terkait adanya aksi premanisme di Garut.

"Patroli di seluruh wilayah hukum Polres Garut, pasar, terminal, proyek-proyek vital, wisata, proyek-proyek pembangunan, tempat-tempat pembelanjaan, stasiun, dan tempat lain yang dipakai oleh aksi premanisme," tandasnya.