Bagikan:

JAKARTA - Pemerintahan Joe Biden berencana meninjau ulang kebijakan Amerika Serikat (AS) di Kuba. Ini dikatakan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, Kamis 28 Januari waktu setempat. 

Ini menandakan peluang komunikasi antara Kuba dan Amerika Serikat, untuk memperbaiki hubungan kedua negara yang sempat membaik di era Presiden Barack Obama, dan menegang di masa Presiden Donald Trump. 

Saat menjabat sebagai Presiden AS, Trump memperketat pembatasan perjalanan dan pengiriman uang AS ke Kuba. Ia juga menjatuhkan sanksi atas pengiriman minyak Venezuela ke Kuba.

Bahkan, sembilan hari sebelum masa jabatannya berakhir, Trump mengembalikan Kuba ke dalam daftar negara sponsor terorisme. Hal yang bisa menyulitkan upaya damai Joe Biden

“Kebijakan Kuba kami diatur oleh dua prinsip. Pertama, dukungan untuk demokrasi dan hak asasi manusia, itu akan menjadi inti dari upaya kami. Kedua adalah orang Amerika, terutama orang Kuba Amerika, adalah duta kebebasan terbaik di Kuba. Jadi kami akan meninjau kebijakan administrasi Trump, "kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada jumpa pers, melansir Al Jazeera.

Pekan lalu, seorang pejabat tinggi di Kuba mengatakan kepada Reuters, Kuba berharap Pemerintahan Joe Biden akan membalikan pendekatan garis keras Presiden Donald Trump dan melanjutkan kebijakan pemerintahan Presiden Barack Obama.

Untuk diketahui, sejak Fidel Castro berkuasa di tahun 1959, Amerika Serikat 'membekukan' hubungan dengan Kuba. Di tahun 2015, Presiden Barack Obama menjalin komunikasi dan menghapus Kuba dari daftar hitam AS.