Bagikan:

JAKARTA - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menetapkan 13 daerah yang paling parah terkena dampak hujan lebat sebagai zona bencana khusus, termasuk kota dan kabupaten di Provinsi Gyeongsang Utara, Provinsi Jeolla Utara dan provinsi Chungcheong Utara dan Selatan.

Pengumuman itu dikeluarkan Presiden Yoon di tengah operasi pencarian dan penyelamatan mereka yang masih hilang.

Zona bencana khusus terbaru adalah Yecheon, Bonghwa, Yeongju dan Mungyeong di Provinsi Gyeongsang Utara; Nonsan, Gongju, Cheongyang dan Buyeo di Provinsi Chungcheong Selatan; Cheongju dan Goesan di Provinsi Chungcheong Utara serta Kotapraja Juksan Iksan dan Gimje di Provinsi Jeolla Utara, melansir Korea Times 20 Juli.

Pemerintah daerah dan dinas kabupaten untuk daerah yang ditetapkan sebagai zona bencana khusus, menerima tunjangan khusus dari pemerintah pusat, termasuk dana khusus yang akan digunakan untuk pekerjaan pemulihan.

Penduduk di zona tersebut juga dibebaskan dari pembayaran pajak tertentu dan akan menerima potongan biaya utilitas publik. Kota Pemerintahan Otonom Sejong juga termasuk dalam daftar penerima manfaat.

Ada standar untuk menetapkan zona bencana khusus di Negeri Ginseng. Untuk kota, kabupaten dan distrik, kerusakan harus berjumlah antara 5 miliar won hingga 11 miliar won. Sedangkan untuk distrik yang lebih kecil senilai 500 juta won hingga 1,1 miliar won.

Lebih lanjut Presiden Yoon memerintahkan Wakil Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Han Chang-seob, yang sekarang menjabat sebagai menteri, untuk mengawasi pemulihan infrastruktur di daerah yang dilanda bencana dan mencegah jatuhnya korban lebih lanjut.

Presiden juga memerintahkan Menteri Pertanian, Pangan dan Pedesaan Chung Hwang-keun untuk mendukung rumah tangga pedesaan yang terkena bencana, mengamankan panen dan produksi untuk menjaga konsumsi nasional tetap berjalan.

Terpisah, juru bicara kantor kepresidenan Lee Do-woon mengakui penetapan zona bencana khusus terbaru terjadi sekitar dua minggu lebih cepat dari biasanya untuk bencana alam di masa lalu. Dikatakannya, presiden yang berada di luar negeri ketika hujan deras mulai, memastikan dukungan pemerintah untuk korban banjir terbaru harus segera disalurkan tanpa penundaan.

Diketahui, hujan deras yang melanda awal bulan ini, menjadi sangat ekstrem minggu lalu selama berhari-hari, membanjiri daerah dan menyebabkan tanah longsor secara nasional. Hingga Rabu, 44 orang tewas dan enam masih hilang secara nasional.

Ini menjadi bencana banjir terburuk sejak tahun 2011, ketika hujan memicu banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan sedikitnya 77 orang tewas.

Dalam bencana kali, sebagian besar korban berasal dari Provinsi Gyeongsang Utara dan Provinsi Chungcheong. Di Gyeongsang Utara, di mana tanah longsor di daerah pegunungan paling dahsyat, 27 orang meninggal atau hilang dan 17 luka-luka.

Di Provinsi Chungcheong Utara, 17 meninggal dan 14 luka-luka. Angka tersebut termasuk dari terowongan lalu lintas di daerah Osong Cheongju yang terisi air secara tiba-tiba, menewaskan 14 orang dan melukai 10 lainnya. Sementara, hampir 8.000 orang di seluruh Korea Selatan mengungsi karena banjir atau tanah longsor.