JAKARTA - PT Bank Harda Internasional sebentar lagi akan diakuisisi oleh konglomerat Chairul Tanjung, setelah perusahaannya PT. Mega Corpora memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 4 Desember 2020 lalu terkait pengambilalihan ini.
Lantas, seperti apa profil dan sejarah Bank Harda? Bank Harda Internasional merupakan sebuah perusahaan perbankan yang berdiri sejak 1994 dan berlokasi di Jakarta.
Dikutip VOI dari laman resmi Bank Harda, sejarah berdirinya emiten bersandi BBHI ini bermula dari dibentuknya badan hukum PT. Bank Arta Griya pada 21 Oktober 1992, yang kemudian berubah nama menjadi PT. Bank Harda Griya dan dikenal dengan nama Bank Harda.
Bank Harda resmi beroperasi pada 10 Oktober 1994. Pada 1996, Bank Harda mulai memperluas usahanya dengan membuka tiga cabang pembantu yang terletak di kawasan Fatmawati, Kelapa Gading, dan Tanah Abang.
Seiring perkembangannya, pada 10 Desember 1996, Badan Hukum Bank Harda Griya berubah menjadi PT. Bank Harda Internasional (BHI).
Pada 1994, Bank Harda kembali membuka 4 cabang pembantu yang berada di Daan Mogot, Muara Karang, Jembatan Lima, dan Jatinegara.
BACA JUGA:
Pada 21 Agustus 2015, atau setelah 21 tahun beroperasi, Bank Harda Internasional melakukan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) kepada masyarakat. Kala itu, Bank Harda melego 800 juta lembar saham seharga Rp. 100 per lembar saham dengan harga penawaran Rp. 125 per lembar saham.
Kini, setelah hampir enam tahun melantai di pasar saham, harga saham Bank Harda Internasional berubah menjadi Rp. 725 per lembar saham atau naik 725 persen.
Adapun Chairul Tanjung melalui PT Mega Corpora akan membeli 3,08 miliar saham atau sekitar 73,71 persen yang dimiliki oleh PT. Hakimputra Perkasa.
Rencana pengambilalihan Bank Harda saat ini masih dalam proses persetujuan para pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar Jumat, 29 Januari 2021.