Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail menyoroti kasus sejumlah lapak di Blok G Pasar Tanah Abang yang disebut menjadi sarang preman dan tempat mengonsumsi sabu.

Ismail memandang, hal ini buntut dari tidak terawatnya lokasi jual-beli di Blok G karena ditelantarkan oleh Perumda Pasar Jaya. Hal ini pula yang menyebabkan para pedagang meninggalkan Blok G sehingga dimanfaatkan oleh para preman untuk hal negatif.

"Ada fenomena terbaru, (Blok G) digunakan untuk tempat sabu dan sebagainya, itu boleh jadi karena mereka para pelaku situasi yang tercipta saat ini kondusif untuk mereka melakukan kegiatan seperti itu, akibat keluhan-keluhan (pedagang) sebelumnya kurang cepat direspons Pasar Jaya," kata Ismail kepada wartawan, Jumat, 7 Juli.

Maka, dalam waktu dekat, Ismail menyebut Komisi B bakal memanggil BUMD pengelola pasar milik Pemprov DKI ini dalam rapat kerja. Komisi B bakal meminta penjelasan Pasar Jaya perihal penelantaran pasar dan keluhan-keluhan pedagang yang juga pernah dilaporkan kepada DPRD.

"Saya pikir sudah saatnya pihak direksi Pasar Jaya segera dipanggil untuk memastikan fenomena tersebut dan segera menyusun langkah untuk pembenahan. Kemungkinan dalam jadwal rapat kerja kita akan panggil untuk membahas masalah ini," urai dia.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono telah merespons kasus Blok G yang dijadikan sarang preman ini. Namun, Heru memandang hal ini sudah menjadi ranah kriminal dan menjadi wewenang kepolisian untuk mengusutnya.

"Nanti bersama Pak Wali, Polres (Jakpus), disuruh cek. Kalau itu menyangkut kriminalitas, ya polres," ucap Heru.

Seperti diketahui, Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, semakin terbengkalai dan luput dari pengawasan Pemprov DKI Jakarta. Fungsi pasar Blok G sebagai tempat jual beli busana pakaian dibawah naungan Perumda Pasar Jaya, kini tinggal kenangan.

Kawasan pasar tersebut, kini berubah fungsi menjadi tempat kumpul para preman, copet dan pengguna narkoba hingga tempat pesta minuman keras (Miras).

DT (45) salah satu pedagang mengatakan banyak kios di pasar Tanah Abang Blok G yang tutup seperti di lantai 2 dan 3. Tutupnya los milik pedagang ini justru berubah fungsi menjadi ke arah negatif.

"Kalau sore dan malam di lantai 2 dan 3 itu banyak para pelaku kejahatan, seperti preman, jambret bahkan memakai narkoba di situ terjadi," ucap DT kepada wartawan di pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Juli.

DT mengatakan keberadaan para preman dan pemakai narkoba di lokasi tersebut sudah sangat meresahkan. Diharapkan pihak kepolisian dan pasar bisa menindak para preman dan pemakai narkoba di lokasi tersebut.