JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono merespons tudingan juru bicara bakal calon presiden Anies Baswedan yang menganggap rencana perbaikan Jakarta International Stadium (JIS) oleh pemerintah pusat dan Pemprov DKI bernuansa politik.
Menurut Heru, pemerintah hanya berniat untuk mengupayakan JIS menjadi tempat yang layak sebagai venue pertandingan, khsusunya Piala Dunia U-17 yang digelar pada November mendatang.
"Ya, kita kan mau memberikan yang terbaik. Sudah, itu saja. Kan sudah disampaikan oleh Pak Menteri PUPR (saat peninjauan JIS beberapa waktu lalu)," kata Heru di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Juli.
Heru menjelaskan, pembenahan kawasan JIS dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah pusat dan daerah. Pengerjaannya ditargetkan selesai pada 3 bulan ke depan.
Pemprov DKI bertugas membangun akses jalan dari sisi timur JIS yang terhubung dengan off ramp tol, pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) dari stasiun KRL ke JIS, serta penambahan lahan parkir.
Kemudian, pemerintah pusat bertugas membangun stasiun KRL Commuter Line JIS, pembangunan JPO dari kawasan Ancol menuju JIS, dan akses off ramp tol yang lokasinya berdekatan dengan stadion di Tanjung Priok tersebut.
Dari pembenahan ini, Heru berharap JIS nantinya bisa ditetapkan sebagai venue pertandingan internasional yang layak oleh FIFA selaku induk organisasi sepak bola dunia.
"Mudah-mudahan JIS itu masuk dalam (standar) FIFA. Makanya, kita sama-sama menyempurnakan yang sudah sempurna. JIS sudah baik, kok. Tinggal kita sempurnakan agar bisa dipakai FIFA seterusnya," urai Heru.
BACA JUGA:
Sebelumnya, juru bicara bakal calon presiden Anies Baswedan, Surya Tjandra menuding rencana perbaikan JIS oleh sejumlah menteri Presiden Joko Widodo sangat berbau politik.
Menurut Surya, kedatangan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Erick Thohir meninjau JIS dan langsung menetapkan rencana renovasi lebih seperti bagian dari rencana politisasi dibanding untuk pelaksanaan tuan rumah Piala Dunia U-17.
Hal ini, kata Surya, tampak dari hasil inspeksi pemerintah yang lebih menonjolkan rencana perbaikan rumput dengan mengundang kontraktor rumput ke stadion di Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebut.
“Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan” kata Surya dalam keterangannya, Rabu, 5 Juli.
Menurut mantan politikus PSI ini, seharusnya yang bisa menilai tersebut layak apa tidak adalah FIFA. Justru dianggap tidak etis ketika seseorang yang memiliki kepentingan bisnis diminta untuk memberikan evaluasi.
“Yang jelas punya kepentingan bisnis. Jadi apa hasil evaluasinya bisa dipercaya? Secara metode kok bisa rumput yang di-sampling, justru yang di luar garis batas pertandingan?” tandasnya.