Bagikan:

JAKARTA - Aparat gabungan dari kepolisian Spanyol, Prancis, Jerman, Norwegia dan Europol berhasil membongkar jaringan penyelundupan manusia dari Suriah ke Eropa, termasuk juga terkait dengan perdagangan narkoba hingga senjata.

Jaringan yang berhasil diungkap ini memiliki dua pusat operasional yang berbasis di Libya dan Spanyol. Hasil penyelidikan, kelompok ini diduga aktif sejak tahun 2017, menghasilkan hingga empat juta euro lewat penyelundupan lebih dari 200 orang ke pantai Spanyol

Dari negara Afrika Utara, mereka merekrut warga Suriah dan mengatur pemindahan mereka ke Libya, melewati Sudan atau Lebanon. Jaringan memberi mereka dokumentasi yang diperlukan untuk perjalanan tersebut, termasuk visa dan izin keluar.

Begitu sampai di Libya, mereka tetap ditempatkan di rumah persembunyian kelompok tersebut sampai mereka dipindahkan ke Aljazair, di mana mereka berlindung di apartemen yang dikendalikan oleh jaringan.

"Sudah mapan di beberapa negara UE (Uni Eropa) dan Timur Tengah, jaringan kriminal menggunakan rute yang sangat panjang dan mahal untuk menyelundupkan migran gelap dari Suriah ke UE," sebut pihak keamanan dalam keterangannya, dikutip dari The National News 5 Juli.

Kemudian, para migran dibawa dari Aljazair dengan perahu berkecepatan tinggi yang dikemudikan oleh orang-orang yang membawa senjata api.

"Dari Libya, mereka dibawa ke Aljazair, sebelum melakukan perjalanan ke Eropa melalui Mediterania," lanjut pihak aparat.

Untuk tahap terakhir, jaringan ini memfasilitasi masuknya imigran gelap dari Suriah melalui Mediterania barat, berbeda dengan praktik biasa melalui Mediterania timur, dari Turki ke Yunani, seperti mengutip situs Europol.

Jaringan tersebut membebankan biaya hingga 20.000 euro untuk layanan VIP yang termasuk turun di titik yang berbeda di pantai dari migran lainnya. Itu termasuk tambahan khusus seperti transfer dari titik kedatangan di daratan Spanyol serta akomodasi di sana. Dari sana mereka dikeluarkan dengan kendaraan kelas atas di tengah langkah-langkah keamanan yang ketat.

"Di pantai-pantai pendaratan, mereka membuat perangkat untuk mendeteksi kehadiran polisi, mengorganisir patroli pengawasan, memiliki kendaraan bertenaga tinggi untuk melarikan para migran, hingga memiliki tambak dan kapal dengan pengawasan video untuk menyembunyikan perahu," urai pihak keamanan.

Sedangkan dari Eropa, anggota jaringan yang berbasis di Belgia, Jerman dan Spanyol mengoordinasikan penyeberangan laut dan memfasilitasi pergerakan sekunder ke negara tujuan.

"Jaringan kriminal memfasilitasi seluruh logistik perjalanan, termasuk transportasi, dokumen di beberapa negara, tiket pesawat dan akomodasi di sepanjang rute," tandasnya.

Meskipun beberapa migran gelap tetap tinggal di Spanyol, negara tujuan akhir sebagian besar dari mereka yang berhasil mencapai pantai Spanyol adalah Prancis, Belgia, Jerman dan Norwegia.

Diberitakan sebelumnya, sebagai rangkaian dari penangkapan dan penggerebekan di Spanyol, 15 orang ditangkap (termasuk seorang tersangka pemimpin jaringan asal Suriah) di Almería, Roquetas de Mar dan Málaga, penggeledahan di 13 rumah, penyitaan uang tunai 522.710 euro dan 1.200 dolar AS, dua speed boat berkecepatan tinggi, sebuah pistol, dua motor tempel, 575 liter bensin, tujuh kendaraan, 200 gram ganja, 42 ponsel, dua telepon satelit dua komputer, tablet, dan dokumen lainnya juga disita.