JAKARTA - Pemerintahan Taliban di Afghanistan memerintahkan penutupan seluruh salon kecantikan dalam waktu satu bulan, kata kementerian negara itu, menjadikan semakin berkurangnya akses tempat-tempat umum bagi perempuan.
"Batas waktu penutupan salon kecantikan untuk wanita adalah satu bulan," Mohammad Sadiq Akif, juru bicara Kementerian Pencegahan Kejahatan dan Penyebaran Kebajikan, dilansir dari Reuters 5 Juli.
Salon kecantikan bermunculan di Kabul dan kota-kota Afghanistan lainnya pada bulan-bulan setelah Taliban digulingkan dari kekuasaan pada akhir 2001, beberapa minggu setelah serangan 11 September di Amerika Serikat.
Banyak yang tetap buka setelah Taliban kembali berkuasa dua tahun lalu. Ini memberikan layanan serta pekerjaan bagi kaum perempuan. Salon biasanya khusus wanita dan memiliki jendela tertutup, sehingga pelanggan tidak dapat dilihat dari luar.
Tahun lalu, pihak berwenang menutup sebagian besar sekolah menengah perempuan, melarang perempuan masuk universitas dan menghentikan banyak staf bantuan perempuan Afghanistan untuk bekerja. Banyak tempat umum termasuk pemandian, pusat kebugaran dan taman telah ditutup untuk wanita.
Sahar, seorang warga Kabul yang mengunjungi salon setiap beberapa minggu untuk menata rambut dan kukunya mengatakan, dia merasa jalan terakhir untuk bersosialisasi dengan aman di luar bersama keluarga kini telah terputus.
"Taman tidak diperbolehkan untuk wanita jadi itu adalah tempat yang baik bagi kami untuk bertemu teman-teman kami ... itu adalah alasan yang baik untuk bertemu satu sama lain, untuk bertemu wanita lain, gadis lain untuk membicarakan masalah," katanya, seraya meminta nama aslinya tidak dipublikasikan.
BACA JUGA:
"Sekarang saya tidak tahu bagaimana bertemu mereka, bagaimana melihat mereka, bagaimana berbicara satu sama lain... Saya pikir itu akan sangat berdampak bagi kami dan perempuan di sekitar Afghanistan," getirnya.
Diketahui, pemerintah Barat dan organisasi internasional telah memberi isyarat, pembatasan terhadap perempuan menghambat setiap kemungkinan kemajuan pengakuan internasional terhadap Pemerintahan Taliban.
Sebaliknya, Pemerintah Taliban mengatakan menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi hukum Islam dan kebiasaan Afghanistan.