Bola Hitam Misterius 'Yokohama 50KPa' Terdampar di Pantai Kepri, TNI AU: Lagi Dikirim, Diduga Fender
Bola hitam terdampar di pantai Desa Teluk Bakau, Bintan, Kepri (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Warga Kabupaten Bintan, Kepri heboh dengan penemuan bola berwarna hitam dengan lingkaran sekitar 3 meter di tepi pantai Desa Teluk Bakau, Selasa, 26 Januari kemarin. 

Di badan bola yang dilapisi rantai berwarna putih serta ban hitam mini tersebut, juga ditemukan tulisan "Yokohama 50KPa"

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma) TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan, benda tersebut tengah dalam perjalanan ke Jakarta. 

"(Bola Hitam) Iya hari ini dikirim ke Jakarta. Saya sudah cek, jadi betul ada laporan warga menemukan benda seperti itu," jelas Gilang saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu, 27 Januari. 

Pihaknya tidak ingin berspekulasi banyak soal benda tersebut. Informasi beredar kalau bola hitam tersebut merupakan bagian dari pesawat tertentu. 

Namun, sambung Gilang, pihaknya telah mengkonfrimasi ke otoritas penerbangan setempat hingga ke TNI AU. 

"Tapi sudah kita cek yah, dalam beberapa hari terakhir tidak ada laporan adanya insiden pesawat, dan itu sudah kita pastikan bukan bagian dari pesawat AU," terang dia. 

Sementara itu menurut informasi dari Danlanud, bola hitam diperkirakan fender atau kelengkapan dari sebuah kapal saat bersandar. 

"Jadi itu berbeda ya. Itu diduga ada dari kapal mungkin lepas terus terbawa arus ya. Itu kalau di pelabuan tuh mirip seperti peralatan di pelabuhan sandar itu. Mungkin begitu tapi nanti di cek ke AL ya," terang dia. 

Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Angkatan Laut (Kadispen AL) Julius Widjodjono menambahkan, kemungkinan terdamparnya bola hitam disebabkan pergerakan arus laut beberapa pekan terakhir ini. 

"Kalau kita membaca arus laut kepulauan nusantara, itu dari utara ke Natuna ke seatan. Kemudian dari Selat Sunda ke Tengah. Dari utarannya Filipina itu menuju ke selatan juga ke timur," terang dia. 

Bola hitam tersebut kini diserahkan ke TNI AU untuk diteliti karena memiliki perlengkapan teknis yang mendukung.