Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 memberikan gambaran yang spesifik untuk menghadirkan intervensi akurat terhadap permasalahan kesehatan masyarakat.

"Survei Kesehatan Indonesia ini untuk sementara diperbarui setiap lima tahun untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) agar informasi pendekatan paling akurat bisa terpenuhi," kata Dante di Jakarta, Selasa 27 Juni, disitat Antara.

Dante mengatakan SKI 2023 adalah program lanjutan dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2007, 2013, dan 2018, yang berlaku di seluruh daerah di Indonesia.

Data yang dihasilkan dari program tersebut akan menentukan kebijakan pemerintah yang akan diatur dalam RPJMN.

Misalnya, lanjut dia, terkait hasil survei angka kasus jantung di Aceh. Dari hasil Riskesdas sebelumnya didapat angka kasus hingga pola intervensi yang tepat.

"Misalnya, jantung ini karena kolesterol tinggi di Aceh, maka pendekatan pengobatan kolesterol dan evaluasi kolesterol akan dilakukan secara spesifik di Aceh dan seterusnya," tuturnya.

Hal yang sama juga terjadi pada laporan kasus diabetes. Berkat survei tersebut didapat gambaran mosaik diabetes dibentuk oleh dua hal yakni faktor genetik dan lingkungan.

Dante mengatakan faktor genetik pada pasien diabetes merupakan hal yang tidak bisa dihindari, karena angka pertumbuhan penduduk meningkat, sehingga diabetes karena model perkawinan yang membawa gen diabetes itu muncul.

Tetapi untuk angka non-genetik atau lingkungan seperti pola hidup dan kebiasaan, kata dia, itu juga memberikan kontribusi pendekatan bagi pasien diabetes.

"Kami sudah melakukan intervensi terhadap beberapa hal yang meningkat, seperti diabetes, mungkin angkanya jauh lebih tinggi lagi kalau kita tidak melakukan intervensi," katanya.

Dante berharap kegiatan Rapat Koordinasi Teknis SKI 2023 di Gedung Kemenkes hari ini bisa melahirkan parameter spesifik yang akan ditambahkan dalam SKI, sehingga akan memperkuat data di Indonesia.