Pemprov DKI Jual Olahan Sampah RDF Plant 24 Dolar AS per Ton
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melepas pengiriman bahan bakar alternatif hasil olahan sampah yang diproses di Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Bantargebang.

Bagikan:

BEKASI - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melepas pengiriman bahan bakar alternatif hasil olahan sampah yang diproses di Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Bantargebang.

Olahan sampah menjadi bahan bakar setingkat batu bara ini dijual PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) dengan harga 24 Dolar AS per ton atau setara dengan Rp359 ribu dalam kurs saat ini.

“Atas nama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih atas kesediaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk menjadi offtaker dari output pengolahan sampah menjadi RDF di TPST Bantargebang,” kata Heru di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni.

Kerja sama jual-beli olahan sampah hasil RDF oleh Pemprov DKI kepada kedua perusahaan semen itu dilakukan selama lima tahun ke depan dan bisa diperpanjang.

"Kita ngirimnya 700 ton, ke PT Indocement 625 ton per hari dan ke PT SBI 75 ton RDF per hari. Pemda DKI tidak mengeluarkan biaya lainnya selain investasi peralatan yang hari ini kita berada di sini," urai Heru.

Setiap harinya, RDF Plant mengolah 2.000 ton sampah yang terdiri dari 1.000 ton sampah lama di Bantargebang dan 1.000 ton sampah yang baru dikirim dari Jakarta dan menghasilkan 700 ton bahan bakar.

Heru mengakui kuantitas olahan sampah RDF Plant bantargebang ini masih belum memenuhi kebutuhan offtaker, seperti PT Indocement yang butuh 2.500 ton bahan bakar setiap harinya.

"Jadi mulai hari ini dan seterusnya sudah dibeli hasil RDF itu ke dua perusahaan. Memang, perusahaan Indocement itu membutuhkan 2.700 ton per hari. Pemda DKI hanya bisa menyuplai 700 ton. Jadi masih ada kekurangan. Masih ada pangsa pasar, hasil itu mereka masih butuh banyak. Sehingga, Pemda DKI akan memperbesar processing RDF-nya," urainya.

Namun, Heru menyebut kerja sama ini sudah menjadi solusi permasalahan sampah di TPST Bantargebang yang sudah menumpuk dengan produksi sampah dari Jakarta yang mencapai 7.500 ton.

“Ini menjadi solusi, karena setiap harinya, sebanyak ±7.500 ton per hari sampah dari wilayah DKI Jakarta diangkut ke TPST Bantargebang sehingga TPST Bantargebang hampir mencapai kapasitas maksimalnya,” imbuh dia.