Waspada, Meski Rajin Olahraga Bisa Kena Penyakit Jantung Ini
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Kabar meninggalnya suami dari penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair, mengejutkan banyak pihak. Pria asal Negeri Jiran Malaysia ini mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa 18 Februari pukul 04.51 WIB akibat serangan jantung. Ashraf dikenal hidup sehat dan rajin berolahraga. Mungkinkah orang yang rutin berolahraga kena serangan jantung? 

Ashraf Sinclair bukanlah orang pertama yang dikenal memiliki hidup sehat tapi meninggal akibat masalah jantung. pada tahun 2001, aktor Indonesia Adjie Massaid juga terkena serangan jantung setelah bermain bola. 

Lalu pada 2003, pesepak bola asal Kamerun Marc-Vivien Foe tiba-tiba terjatuh tak sadarkan diri saat pertandingan Piala Konfederasi melawan Kolombia pada menit ke-72. Upaya penyelamatan Foe dilakukan selama 45 menit oleh tim medis, namun takdir berkehendak lain, nyawa Foe tidak tertolong. Diketahui bahwa kematian pemain bola yang kala itu berusia 28 tahun diakibatkan oleh Sudden Cardiac Arrest/SCA (Henti Jantung Mendadak)

SCA adalah suatu kondisi di mana jantung kehilangan fungsinya secara mendadak. Hal tersebut dipicu oleh kerusakan sistem listrik di jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia). Karena sistem pemompaannya terganggu, jantung tidak dapat memompa darah ke otak, paru-paru, dan organ-organ lainnya. Beberapa detik kemudian, seseorang kehilangan kesadaran dan tidak memiliki denyut nadi. Kematian terjadi dalam beberapa menit jika korban tidak menerima penanganan. 

Untuk beberapa kasus, SCA menyerang atlet yang diketahui rutin berolahraga. Banyak orang lalu bertanya, mengapa rajin berolahraga tapi tetap mengalami SCA? 

Dikutip dari Cardiosmart.org, saat berolahraga jantung akan bekerja lebih cepat dan memompa lebih keras. Adrenalin dipompa ke seluruh tubuh dan jantung membutuhkan lebih banyak oksigen dari biasanya. Dehidrasi, demam, atau perubahan elektrolit pada tubuh juga dapat berperan dalam timbulnya SCA. Kondisi SCA bisa semakin parah pada orang yang memiliki kelainan jantung sebelumnya. Tekanan ekstra tersebut kadang-kadang memicu sistem listrik pada jantung dan menyebabkan SCA.

Meskipun terlihat begitu mendadak dan tanpa tanda-tanda, sebuah penelitian yang diterbitkan 5 Januari 2016 pada Annals of Internal Medicine dan dikutip oleh Healt Harvard Education, menunjukkan bahwa tanda-tanda umum SCA sangat umum dan sering diabaikan. Tanda-tanda peringatan yang paling umum adalah nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar, pusing atau pingsan, mual, dan muntah.

Melansir heart.org, SCA memiliki perbedaan dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi ketika arteri tersumbat, mencegah darah yang kaya akan oksigen menuju ke jantung. Selain itu, serangan jantung dapat langsung dan intens. Gejala mulai muncul perlahan dan bertahan selama berjam-jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu sebelum serangan jantung. 

SCA dapat menyerang siapa pun, bahkan yang rajin berolahraga sekali pun. Oleh karena itu ada baiknya melakukan pencegahan dengan gaya hidup lebih baik dan seimbang, di antaranya tidak merokok, berolahraga teratur, mengelola stres dengan baik, dan rutin mengecek kesehatan. Jika dirasa ada tanda-tanda terkait penyakit jantung segera ke dokter agar bisa mendapatkan pengobatan lebih awal.