JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan fakta penyakit jantung sebagai pembunuh nomor 1 di dunia, pada rentang Tahun 2000-2019. Di Indonesia, penyakit jantung juga berada pada urutan pertama.
Kegelisahan atas penyakit jantung tak hanya dihadapi masyarakat luas, namun mereka yang berkecimpung di dunia olahraga. Meski kerap dianggap sehat, bugar dan jauh dari risiko penyakit, ternyata pelaku olahraga juga dapat terkena serangan jantung.
Contoh nyata terdekat yakni peristiwa yang dialami gelandang Timnas Denmark Christian Eriksen. Dia mengalami henti jantung kala bertanding melawan Finlandia pada Euro. Eriksen langsung dilarikan ke rumah sakit dan kondisinya membaik.
Berselang dua hari, legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido mengalami serangan jantung ketika bermain di Tangerang pada tanggal 14 Juni. Peraih emas Olimpiade 2008 tak tertolong dan menghembuskan napas terakhir.
Adanya kejadian tersebut harus menjadi pelajaran untuk kita semua, khususnya masyarakat olahraga prestasi. Pada kasus Eriksen, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) langsung berencana menggelar pelatihan untuk setiap pemain dapat melakukan pertolongan pertama menghadapi kejadian serupa.
Pasalnya, salah satu penyebab Eriksen masih hidup adalah pertolongan pertama yang dilakukan Simon Kjaer sebelum tim medis datang.
Presiden FIGC Gabriele Gravina mengatakan bakal menggelar kursus pra-musim bersama dokter federal, di bawah koordinasi Profesor Paolo Zappilli.
Di Indonesia, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) bersama Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (PP.PERKI) menggelar seminar virtual berjudul ‘Jantung Sehat Bagi Atlet & Pegiat Olahraga’.
Tujuannya untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang kesehatan jantung kepada masyarakat luas. Langkah yang dilakukan KONI Pusat, PP.PERKI menggandeng media online VOI ikut memberi kontribusi bagi dunia olahraga.
Ke depan, seminar virtual ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas dan absennya korban penyakit jantung karena minumnya pengetahuan. Seminar virtual akan dimulai pada pukul 10.00 WIB, Kamis, 1 Juli dengan dipandu oleh dr.Andi Kurniawan selaku Wakabid Sport Science KONI Pusat.
Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman akan memberikan sambutan di awal kegiatan. Setelah itu giliran Ketua Umum PP.PERKI Dr.dr.Isman Isman Firdaus, SpJP (K), FIHA yang memberi sambutan sebelum moderator Dr Yusra Pintaningrum, SpJP(K) memimpin paparan dari lima narasumber.
Dr Vito Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K akan menjadi narasumber pertama dengan pembahasan berjudul ‘Adaptasi Jantung pada Atlet’. Berikutnya giliran Dr Radityo Prakoso, SpJP(K) yang terangkan tentang ‘CPR dan Tanda Awal Penyakit Jantung’. Kemudian paparan terkait ‘Aritmia pada Atlet’ yang diterangkan oleh Dr Sunu Budi SpJP (K) , PhD. Selanjutnya, Dr Sony Hilal Wicaksono, SpJP(K) menjelaskan ‘Check Up Janting’ sebelum pemateri terakhir, Dr Ade M Ambari, SpJP(K) mengakhiri dengan penjelasan ‘Menjaga Jantung untuk Atlet dan Pegiat Olahraga’.
Peserta diberikan waktu untuk berdialog dengan para narasumber. Setelah itu, seminar akan ditutup dengan sambutan Wakil I Ketua Umum KONI Pusat Mayjen TNI (Purn.) Dr.Suwarno.