Bagikan:

PALEMBANG - Provinsi Sumatera Selatan menjadi daerah yang mengalami penurunan angka prevalensi kasus stunting tertinggi nasional berdasarkan laporan Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) per Juni 2023.

Kepala BKKBN Sumatera Selatan Mediheryanto mengatakan, saat ini angka prevalensi stunting daerah setempat sebesar 18,6 persen atau turun sebesar 6,2 persen dibandingkan pada tahun 2022 sebesar 24,8 persen.

Angka prevalensi tersebut didapatkan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilangsungkan di setiap 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan.

“Penurunan 6,2 persen itu sangat drastis, bahkan BKKBN pusat mencatat angka itu merupakan yang tertinggi nasional untuk tahun ini,” kata dia saat dikonfirmasi di Palembang, Antara, Rabu, 21 Juni. 

Capaian tersebut tidak lepas dari upaya maksimal yang dijalankan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota bersama instansi terkait lain termasuk pihak swasta.

Adapun upaya itu di antaranya terhitung sejak tahun 2021 Sumsel telah mulai memasifkan gerakan satu keluarga minimal mengonsumsi dua telur, pengecekan pra nikah, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak sejak dini, imunisasi posyandu terpadu dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

“Pelaksanaannya juga diawasi secara maksimal dengan dibentuknya bapak dan kakak asuh keluarga sehat per wilayah kelurahan di setiap 17 kabupaten/kota,” kata dia.

Medi menyebutkan berkat keberhasilan percepatan penurunan angka stunting itu Sumsel dipercaya menjadi tuan rumah peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30.

Kegiatan Harganas ke-30 tersebut akan digelar pada 6 Juli 2023 di Kabupaten Banyuasin. Presiden RI Joko Widodo dan jajaran kementerian terkait diagendakan hadir membuka acara.

BKKBN Sumsel mengonfirmasi, setidaknya ada 10.000 peserta dari seluruh Indonesia pada Harganas ke-30 itu berdasarkan hasil rapat kordinasi panitia penyelenggara di Jakarta awal pekan lalu.