Bagikan:

TANGERANG – Keluarga korban kasus pencabulan balita di Tangerang tengah menhadapi masa sulit dimana sang anak, yakni korban, mengalami trauma mendalam. N (28) selaku ibunda korban mengaku membutuhkan pendampingan trauma healing untuk sang buah hatinya. Namun, hal itu terkendala karena keterbatasan biaya sehingga dirinya hanya bisa pasrah.

“Belum ada. Sebenarnya kami butuh. Kalau untuk pendampingan si kami perlu, cuma kalau orang-orang kayak saya kurang paham juga gimana caranya supaya anak saya bisa lupa atas peristiwa itu,” kata N saat dikonfirmasi, Selasa, 13 Juni.

N menceritakan, bila kondisi NP (korban) saat ini masih merasa kesakitan di daerah kemaluannya. Bahkan mental dari sang buah hatinya mulai terganggu.

“Iya, mentalnya kena juga. Habis kejadian itu dia mengeluh sakit sambil nangis setiap Maghrib,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, seorang balita berinsial NP (4) menjadi korban pencabulan oleh seorang pria lanjut usia (lansia) bernama Doman (65) warga Larangan, Kota Tangerang, 23 April 2023.

Ibunda korban menceritakan kejadian itu berawal dari pelaku mengajak makan korban ke dalam rumahnya. Namun, sepulangnya dari rumah pelaku, korban tiba-tiba menangis dengan mengeluh kesakitan di daerah kemaluannya.

“Terus pulang-pulang nangis sambil mengadu kalau alat kelaminnya sakit. Pengakuannya ‘diituin’ sama yang punya kontrakan. Nama panggilannya Dorman usianya sekitar 65 tahun,” kata N saat dikonfirmasi Senin, 12 Juni.

Atas dasar itu, N membuat laporan kepolisian di Polres Metro Tangerang Kota. Adapun Laporan itu teregistrasi dengan nomor B/460/IV/2023/SPKT/POLRES METRO TANGERANG KOTA/POLDA METRO JAYA.