Federasi Guru Apresiasi Keputusan Nadiem Makarim Tunda Asesmen Nasional
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (Foto: Tangkapan layar)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo menyebut pihaknya mengapresiasi keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang menunda pelaksanaan Asesmen Nasional.

"FSGI mengapresiasi Kemdikbud RI atas kebijakannya menunda pelaksaan Asesmen Nasional yang semula akan dilaksanakan pada Maret 2021 ditunda menjadi September-Oktober 2021," kata Heru dalam keterangannya, Senin, 25 Januari.

Heru bilang, penundaan Asesmen Nasional tepat dilakukan, mengingat kasus COVID-19 yang belum terkendali. Belum lagi, beberapa daerah di Indonesia baru mengalami bencana alam, seperti di Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, hingga Jawa Tengah.

Saat ada bencana apapun, kata Heru, anak-anak dan perempuan adalah kelompok rentan yang paling terdampak saat bencana, baik bencana alam maupun bencana non alam seperti pandemi COVID-19 saat ini. 

"Oleh karena itu, saat bencana alam dan bencana non alam terjadi bersamaan seperti saat ini dialami beberapa wilayah di Indonesia, maka dapat dipastikan pemenuhan hak atas pendidikan dan pembelajaran akan  sangat sulit dilaksanakan," ucap dia. 

Sebagai informasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyebut akan menunda Asesmen Nasional yang sedianya dilaksanakan pada Maret 2021 menjadi bulan September-Oktober 2021.

Ada sejumlah alasan yang menyebabkan pelasanaan Asesmen Nasional ditunda, mulai dari laju penyebaran COVID-19 yang meningkat hingga sekolah yang belum siap menjalani Asesmen Nasional pada bulan Maret mendatang.

Nadiem ingin Asesmen Nasional tetap dilaksanakan tahun ini untuk mengetahui seberapa besar hasil pembelajaran yang terjadi selama masa COVID-19. Menurut dia, kalau Asesmen Nasional tidak dilaksanakan tahun ini, data itu akan sulit diketahui.

”Kita tidak ada ujian dalam skala nasional di 2020 karena pandemi COVID-19, dan 2021 pun kalau tidak dilaksanakan kita tidak punya data point baseline, artinya kita tidak akan bisa mengetahui mana sekolah dan daerah yang paling tertinggal," kata Nadiem dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Rabu, 20 Januari.

"Kalau kita tidak bisa mengetahui sekolah mana yang paling tertinggal, kita tidak bisa membuat strategi penganggaran dan bantuan untuk sekolah yang membutuhkan bantuan,” lanjutnya.

Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian yaitu asesmen kompetensi minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. AKM mengukur literasi membaca dan numerasi siswa sebagai hasil belajar kognitif.

Lalu, survei karakter adalah mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai sebagai hasil belajar nonkognitif. Yang mengikuti survei ini adalah siswa dan guru. 

Kemudian, survei lingkungan belajar adalah mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran. Yang mengikuti survei ini adalah kepala satuan pendidikan.