Subsidi Gaji Diharapkan Naikkan Daya Beli, tapi Tak Menolong Hindari Resesi
Ilustrasi. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai program bantuan subsidi upah bagi pekerja atau buruh yang menerima gaji di bawah Rp5 juta dapat membantu daya beli di masyarakat meningkat.

"Program ini memang sangat membantu daya beli yang sangat diperlukan oleh kita dalam rangka bertahan di tengah tekanan pandemi," ujar Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani dikutip dari Antara, Kamis 3 September.

Rosan mengatakan hal tersebut, usai melakukan pertemuan dengan Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengenai "Pengawasan Distribusi Subsidi Gaji" di Jakarta, Rabu kemarin.

Ia mengatakan pihaknya memastikan program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah itu dapat tepat sasaran dan implementasinya berjalan dengan baik.

"Sudah mulai cair di beberapa perusahaan tentunya, Insyaallah ini bisa berjalan dengan baik karena program ini adalah program yang sangat membantu kami," ucapnya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir mengajak Kadin untuk ikut membantu proses validasi data pekerja yang menerima subsidi gaji.

"Karena kita tahu dan saya yakini para anggota Kadin dan pengusaha juga ingin program ini sukses, karena ini benar-benar membantu daripada karyawan yang sangat membutuhkan atau juga selama ini tentu sangat terdampak dengan adanya COVID-19," katanya.

Erick memaparkan dari 14 juta nomor rekening, 11 juta diantaranya sudah tervalidasi. Pemerintah menargetkan penerima program itu sebanyak 15,7 juta pekerja dengan total nilai sebesar Rp37,8 triliun.

"Salah satu poin yang kita sampaikan kepada Kadin, tolong bantu juga validasi, karena ini untuk karyawan, kita ingin memastikan bantuan dari pemerintah ini bisa langsung ke rakyatnya atau pekerja tanpa melalui hal-hal yang lain," ucapnya.

Erick juga mengatakan bahwa bagi masyarakat yang belum bekerja dan pekerja informal yang tidak mendapatkan subsidi gaji akan mendapat bantuan lewat program prakerja.

"Itulah kenapa dulu didesain program prakerja yang sudah awal diluncurkan, di mana program prakerja itu memang memasuki kategori yang sudah tidak bekerja atau informal," katanya.

Tetap Akan Resesi

Sejatinya, program subsidi gaji ini dimaksudkan untuk mendorong daya beli masyarakat demi membangkitkan gairah ekonomi Tanah Air yang mengalami minus 5,32 persen di kuartal II 2020. Banyak pihak termasuk jajaran menteri menilai, Indonesia kembali akan mengalami kontraksi di kuartal III 2020, dan berujung pada resesi karena dalam dua periode tak mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif.

Pengamat menilai, program subsidi gaji ini tak akan banyak membantu Tanah Air menghindar dari jurang resesi. Pasalnya, subsidi gaji yang disalurkan masih sedikit dan cenderung telat karena baru dilakukan di akhir Agustus. Sementara kuartal III akan berakhir pada bulan September ini.

Jumlah pekerja yang menerima bantuan ini masih sedikit jika dibandingkan dengan angkatan kerja Tanah Air yang mencapai 133 juta orang. Peneliti Indef  Rusli Abdulah dalam sebuah wawancara di radio mengatakan, seharusnya subsidi gaji ini disalurkan pada Juli, Agustus, dan September agar benar-benar mampu mengangkat daya beli sebelum kuartal III berakhir.