Mas Menteri Nadiem Puji Putra Jokowi: Mas Gibran Sangat Pro-PTM
Foto Diskominfo Jawa Tengah

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim datang ke Kota Solo untuk melihat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sana.

Kedatangan Nadiem terjadi pada Senin, 13 September kemarin. Dia juga didampingi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming saat datang ke SMAN 4 Surakarta dan SMPN 1 Surakarta.

Gibran Rakabuming menuturkan, pihaknya mendukung pembelajaran tatap muka (PTM), namun pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kondisi dan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

"Kami di Solo sangat pro-PTM, tetapi itu tergantung situasi kondisi. Kemarin ketika Solo sudah diberikan kesempatan untuk turun ke level 3, langsung kami arahkan untuk segera melakukan PTM karena ini tidak bisa ditunda lama-lama,” kata putra sulung Presiden Jokowi ini.

Gibran mengimbau para pengajar untuk terus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, dalam kegiatan PTM. Sebab, risiko terinfeksi COVID-19 masih mengintai. Sehingga, kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan, mutlak diperlukan.

"Sekali lagi kita tidak bicara muda atau tua, semuanya bisa terserang COVID. Saya juga butuh dukungan bapak Ibu orang tua murid ini, agar protokol kesehatan super super ketat sekali, terutama untuk di sekolah, karena anak-anak ini adalah anak-anak yang paling kita lindungi dan paling kita prioritaskan,” ujar Gibran.

Menteri Nadiem Makarim mengapresiasi dukungan wali kota dalam mengawal pelaksanaan PTM di Kota Surakarta.

“Saya sangat apresiasi sama Pak Wali Kota, yang benar-benar mendorong terlaksananya PTM. Mas Gibran sangat pro-PTM,” ujarnya.

Nadiem mengapresiasi inisiatif kepala sekolah, guru, dan stakeholder dalam menggelar kegiatan baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah. Termasuk, upaya meyakinkan orang tua agar anaknya dibolehkan melakukan PTM. Dia juga menyambut baik upaya komite sekolah, yang sudah berperan aktif dalam menghadang disinformasi dan misinformasi yang ada.

Pada kesempatan tersebut, Nadiem mengenalkan Program Sekolah Penggerak yang dicanangkan Kemendikbudristek. Ia menerangkan, dalam program tersebut harus dilakukan perubahan kurikulum, aspek pembelajaran, dan budaya kerja, termasuk mengubah pola asesmen.

“Harapannya sekolah-sekolah di Indonesia mampu menjadi Sekolah Penggerak, yaitu sekolah yang mendorong adanya perubahan,” ujar Nadiem.

Usai meninjau pelaksanaan PTM, Nadiem mengunjungi renovasi ruang praktik siswa dan ruang teori siswa di SMKN 2 Surakarta.

Dikatakan, SMK adalah sebuah wirausaha yang melatih anak muda berbakat untuk memproduksi barang maupun jasa, serta menjadi UMKM yang menyediakan layanan barang maupun jasa yang dibutuhkan pasar.

“Kita membutuhkan kolaborasi holistik, di mana industri yang memimpin proses pembelajaran kurikulum praktisi dan peningkatan kompetensi guru-guru,” ujar Nadiem dalam rilis Humas Pemkot Surakarta.

Sejalan dengan visi nasional penguatan SMK oleh Kemendikbudristek saat ini, imbuhnya, revitalisasi pendidikan vokasi menjadi salah satu prioritas dalam program merdeka belajar, selain revitalisasi gedung yang diikuti dengan revitalisasi software, SDM, dan proses belajar mengajar.

Nadiem juga memaparkan program terbaru dari Kemendikbudristek yang merupakan kelanjutan dari SMK center of excellence, yaitu SMK Pusat Unggulan. Program ini merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan kondisi SMK. Harapannya dari program ini adalah dapat menghadirkan mentor-mentor untuk SMK lain.

“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kota Surakarta, atas dukungannya yang dapat menghadirkan SMK yang sesuai dengan tuntutan zaman yang serba digital,” tandas Nadiem.