NTT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Selatan (TTS), mengisolasi Desa Fenun, di Kecamatan Amanatun Selatan.
Desa Fenun menjadi lokasi awal munculnya kasus rabies di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kita sudah blok desa itu sehingga tidak ada lagi hewan (anjing, kera, dan kucing) yang masuk dan keluar,” kata Bupati Egusem Pieter Tahun pada Senin 29 Mei malam, disitat Antara.
Dia mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada pekan lalu, dan baru ketahuan saat ini usai adanya laporan masuk soal hasil uji lab Balai Besar Veteriner, Denpasar, Bali.
Dia mengatakan, akibat kejadian tersebut sebanyak 10 orang menjadi korban gigitan anjing rabies. Dari 10 orang tersebut seorang korban dinyatakan meninggal dunia.
Sementara sembilan orang lagi belum diterima informasi lebih lanjut soal kondisi terakhir para korban tersebut.
“Saya. masih menunggu informasi atau laporan dari petugas yang mendata di lapangan,” tuturnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, ujar dia, usai ditutup desa tersebut, sejumlah anjing akan segera divaksinasi untuk mencegah penyebaran wabah rabies tersebut.
Kepala Karantina Pertanian Kupang Yulius Umbu mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang berada di So’e ibu Kota Kabupaten TTS untuk mendata dan mengecek langsung kasus tersebut.
Dia pun mengaku heran, mengapa rabies bisa muncul di Pulau Timor khususnya di Desa Fenun yang jauh dari perkotaan dan merupakan desa pedalaman.
"Kami masih mencari tahu dari mana virus itu masuk," tandasnya.