Bagikan:

JAKARTA - Calon presiden PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo meyakini bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Tak sekadar menjadi ramalan, Ganjar optimis hal itu benar-benar terwujud dengan roadmap yang disusun secara jelas.

Hal itu disampaikan Ganjar saat dirinya diundang untuk menjadi pembicara MNC Forum LXX (70th) bertajuk Globalisasi, Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia ke Depan di Jakarta Concert Hall iNews Tower lantai 14, Senin 29 Mei. Acara itu dihadiri pendiri MNC, Hary Tanoesoedibjo dan 23.000 karyawan MNC, serta para kader dan elit partai Perindo.

"Siapa bilang Indonesia itu negara miskin. Kita itu negara kaya dan diramalkan jadi negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Indonesia itu kaya, hanya kita belum menghitung seberapa besar potensi itu. Kalau saya dikasih amanah, saya akan cari orang untuk menghitung itu, lalu kita optimalkan," katanya.

Eksplor Maritim

Ganjar Pranowo mencontohkan, di antara sumber kekayaan alam yang belum dieksplore dengan baik di Indonesia adalah sektor maritim. Negara kepulauan yang memiliki luas lautan 3.273.810 km² ini, masih belum mengoptimalkan sumber daya yang ada di dalamnya.

Ganjar Pranowo foto bersama usai pemaparan soal potensi maritim Indonesia. (IST)
Ganjar Pranowo foto bersama usai pemaparan soal potensi maritim Indonesia. (IST)

"Luas laut kita itu 6 kali dari Vietnam. Tapi, hasil laut kita jika dibanding dengan Vietnam baru sepertiganya. Kita masih kalah," kata Ganjar.

Laut Indonesia baru dioptimalkan untuk perikanan tangkap. Dari sektor perikanan tangkap saja, Indonesia belum memberikan sumbangsih besar. Sektor perikanan tangkap di Indonesia masih kalah jika dibandingkan negara lain.

Padahal, banyak sektor lain yang bisa menghasilkan manfaat besar dari maritim Indonesia. Sektor energi, mineral dan semua kekayaan yang terkandung di lautan Indonesia termasuk tourism, dan masih banyak yang lainnya.

"Kalau sektor maritim ini kita garap serius dan dioptimalkan, kita bisa menaikkan PDB kita 100 persen tiap tahun," jelasnya.

Belum lagi lanjut Ganjar soal potensi lain. Presiden Jokowi sudah meletakkan pondasi hilirisasi nikel dan bauksit. Saat ini, program hilirisasi berhasil meningkatkan ekspor hingga 300 kali. Nilai ekspor naik dari Rp11,95 triliun menjadi Rp326 triliun.

Jokowi juga telah membangun infrastruktur yang sangat luar biasa. Jalan tol, bendungan, kawasan industri dan lainnya.

"Apa itu cukup? belum, karena itu baru pondasi. Tugas kita ke depan adalah melanjutkan. Hilirisasi harus sampai pada industrialisasi. Jalan tol, bendungan dan semua proyek infrastruktur yang ada harus bisa meningkatkan nilai tambah. Itu tugas kita," ucapnya.

Dengan semua yang ada itu lanjut Ganjar, menjadi negara maju bukan lagi mimpi. Percepatan dan kerja keras harus segera dilakukan. Butuh gotong royong, kekompakan dan persatuan untuk mewujudkannya.

Termasuk, lanjut dia, bagaimana mewujudkan pemerintahan yang bersih, berintegritas dan melayani. Praktik-praktik korup, gratifikasi dan pelayanan ribet harus dibuang jauh-jauh dari negeri ini.

"Maka, sekarang ngomongnya jangan yang receh. Maaf, ketika kita masih mempersoalkan perbedaan ras, suku, agama, kita tidak akan pernah maju. Sudahlah, mari kita hentikan perdebatan itu. Kita jaga persatuan, rampak barisan untuk menyongsong masa depan yang gemilang," pungkasnya.

Apresiasi tinggi diberikan puluhan ribu orang yang hadir kepada Ganjar. Bahkan, pendiri MNC sekaligus ketua Perindo, Hary Tanoesoedibjo (HT) mengacungi jempol ide dan gagasan yang disampaikan Ganjar.

"Luar biasa, Pak Ganjar memberikan paparan dan ide gagasan yang sangat menarik. Saya yakin semua orang yang hadir mendapatkan interest," ucapnya.

Biasanya, lanjut dia, acara MNC Forum hanya diikuti oleh jajaran elite MNC Group. Namun, kali ini HT sengaja mengundang semua karyawan dan kader Perindo karena sosok Ganjar adalah sosok yang sangat strategis.

"Beliau sebagai calon presiden, sehingga kami yakin mendapatkan prespektif dari gagasan dan ide beliau. Dan ternyata beliau luar biasa," imbuh Hary Tanoesoedibyo soal Ganjar Pranowo.