Ayo Waspada Rekam Jejak Digital
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Bakti Kominfo menyelenggarakan seminar berjudul “Ayo Waspada Rekam Jejak Digital” pads Jumat 19 Mei. Seminar ini menargetkan semua kalangan masyarakat khususnya gen z yang aktif menggunakan dan mempublikasikan sesuatu mengenai dirinya di media sosial, dan dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat dengan jumlah kurang lebih 180 peserta.

Judul seminar kali ini berkaitan dengan banyaknya fenomena kebocoran data prbadi dan penipuan akibat kurangnya pengendalian diri masyarakat ketika mengunggah sesuatu di akun media sosialnya. Acara seminar dibuka dengan penampilan seni tari tradisional dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya yang dilanjukan dengan penyampaian materi dari para narasumber.

Narasumber pertama yaitu Mas Hendri, seorang penggiat pemuda kediri. Mas Hendri mengimbau kalangan muda untuk lebih sadar dan bijak dalam mengunggah sesuatu di media sosial.

Hal ini sangat berkaitan dengan track record kita yang dapat dilacak ketika kita ingin melamar suatu pekerjaan di masa depan. Sehingga penting bagi kita untuk selalu menanamkan kebaikan ketika menjelajah internet. Beliau mengusulkan pentingnya edukasi dan sosialisasi mengenai kebijakan dan pengendalian diri menggunakan internet bagi remaja.

Narasumber kedua yaitu Prof. Dr. Hendri Subianto, selaku guru besar komunikasi Universitas Airlangga. Beliau menjelaskan contoh rekam jejak digital aktif dan pasif.

Tidak hanya itu, beliau juga sangat menegaskan bahwa jejak digital dapat dijadikan sebagai alat bukti hukum yang sah. Maka perlu kehati-hatian dalam meninggalkan jejak di internet, karena itu sifatnya irreversible atau tidak dapat kembali.

Narasumber ketiga yaitu Rizki Sadiq, selaku anggota komisi I DPR RI. Beliau menjelaskan bahwa kemajuan teknologi yang tidak bisa dihindari, harus diiringi dengan terus meng-upgrade diri masing-masing.

“Transformasi digital tidak hanya terjadi bagi peneliti atau pelajar, tetapi juga bagi para pelaku kejahatan. Oleh karena itu, kita sangat perlu untuk mulai memproteksi diri dari segala sesuatu yang berpotensi akan merugikan dan tetap optimis dalam mengoptimalkan peran-peran di media sosial untuk mengangkat harkat martabat kita di ranah yang positif,” kata Rizki Sadiq.

Narasumber keempat yaitu Shabrina, selaku anggota influencer. Beliau memberikan pesan agar terhindar dari jejak digital yang buruk yaitu dengan mengingat batasan-batasan ketika ingin mempublikasikan segala sesuatunya di media sosial dan juga perlu adanya kontrol diri dalam ber-media sosial.

“Perlu diingat data adalah komoditi yang berharga ya!”, beliau mengingatkan dengan tegas.