Bagikan:

JAMBI - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi menyiapkan program untuk masyarakat yang hendak membuka lahan tanpa harus membakar untuk menghindari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Ada kabar gembira dari Pemprov Jambi yang memiliki Program Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) bagi masyarakat yang ingin membuka lahan untuk pertanian dan perkebunan," kata Gubernur Jambi Al Haris, di Jambi, Senin 8 Mei, disitat Antara.

Al Haris mengatakan program PLTB memberikan dana untuk land clearing atau pembersihan lahan sesuai yang diajukan masyarakat dan pemerintah telah menyiapkan dana sesuai berapa luas lahan yang akan diusulkan kepada Pemprov Jambi.

Dia menyampaikan Program PLTB nantinya juga ada bantuan bibit dan pupuk untuk masyarakat yang akan membuka lahan. Untuk itu masyarakat diminta membuat kelompok tani, kemudian ajukan kepada Pemprov Jambi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Agusrizal menyampaikan, untuk Program PLTB pada 2023 ini pihaknya menyediakan dana untuk luas lahan 396 hektare dimana setiap petani hanya bisa mengajukan dua hektare.

"Buat kelompok tani minimal 10 orang per kelompok, paling tidak diajukan di atas 10 hektare biar makin mudah," katanya.

Untuk anggaran yang disediakan pada Program PLTB ini, pihaknya menganggarkan sekitar Rp200 juta untuk 20 hektare lahan.

Adapun syarat mengajukan Program PLTB, kata dia, lahan tidak masuk dalam kawasan hutan. Tim dari Dinas Perkebunan Provinsi Jambi akan mengukur serta mengecek terlebih dahulu titik koordinat lahan di lapangan.

Kemudian mengenai surat-menyurat lahannya boleh dalam bentuk Surat Hak Milik (SHM) atau sporadik. Jadi, lanjutnya, punya tanah tidak mampu membangun sendiri sehingga dibantu pemerintah. Program PLTB ini, selain land clearing, kara dia, juga memberikan bibit dan pupuk untuk para petani.

"Untuk benih bibit nanti tergantung masyarakat, Pemprov Jambi menyediakan bibit ada sawit, karet, dan kayu manis, sesuai wilayah kecocokannya," kata Agusrizal.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Jambi bakal mengalami dua kali musim kemarau sehingga membuat provinsi itu rawan karhutla.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan Jambi, Riau dan Sumatera Utara memasuki musim kemarau tahap pertama pada Februari 2023. Prediksi curah hujan bulanan berada pada angka kurang dari 100 milimeter.

"Pada Februari nanti kemarau terjadi di Riau, sebagian Jambi, dan sebagian Sumatera Utara. Itu memang lazim di daerah tersebut dua kali mengalami musim kemarau, artinya lebih kering dari wilayah lainnya," kata Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 27 Januari.