Bagikan:

PEKANBARU - Petugas gabungan terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di perbatasan Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, agar tidak meluas dan menimbulkan polusi asap.

Kepala Polres Dumai AKBP Nurhadi Ismanto saat ditemui di Pekanbaru, Kamis, mengatakan lahan yang terbakar lebih dari 70 hektare dalam kurun waktu dua pekan terakhir, bahkan kondisinya cenderung meningkat seiring tiupan angin kencang dan teriknya pancaran sinar mentari.

Hingga hari ini petugas gabungan masih melakukan pendinginan. Sebelumnya kebakaran sempat padam, namun kembali melebar akibat angin kencang. Lokasi kebakaran merupakan lahan gambut dengan kedalaman berkisar 2-6 meter sehingga api tak mudah dipadamkan.

"Ini hari ke-15 kita melakukan pendinginan di lokasi karhutla di wilayah Dumai. Saat ini hanya tinggal asap, walaupun kemarin sempat naik lagi karena angin kencang dan cuaca terik sampai 37 derajat," sebutnya kepada awak media dikutip ANTARA, Kamis 4 Mei.

Untuk mencegah makin luasnya lahan yang terbakar, dikatakannya, Satgas Karhutla yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni dan pihak swasta telah menggali parit selebar 2 meter agar api tidak menyebar.

"Tadi malam tujuh titik api terdeteksi di lokasi yang sama, namun pagi ini sudah nihil," lanjutnya.

Dia mengatakan dari penyelidikan sementara lahan tersebut merupakan milik dari kelompok tani. Pihaknya telah memeriksa ketua kelompok tani, namun belum bisa dipastikan batas-batas milik kelompoknya.

"Ini masih kita dalami, namun namanya sudah didata dan akan diperiksa semua," tutur Nurhadi.

Selain pemadaman dari darat, upaya pengendalian api juga dilakukan menggunakan helikopter yang memuntahkan air di sekitar lokasi karhutla.