Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 30 orang tewas dalam bentrokan etnis di negara bagian Manipur, India. 

Kekerasan dimulai awal pekan ini setelah unjuk rasa oleh masyarakat adat menentang langkah-langkah memberikan status kesukuan kepada kelompok etnis utama di negara bagian itu.

Massa menyerang rumah, kendaraan, gereja, dan kuil. Beberapa laporan menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 54 orang.

Sekitar 10.000 orang dilaporkan mengungsi. Ribuan tentara sebagaimana pemberitaan BBC dikutip Minggu, 7 Mei, telah dikirim untuk menjaga ketertiban. Jam malam diberlakukan di beberapa distrik dan akses internet telah ditangguhkan.

Negara-negara tetangga telah mulai mengevakuasi siswanya dari Manipur, yang berada di timur laut India dan dekat dengan perbatasan dengan Myanmar.

Tentara mengatakan sedang mengendalikan situasi tetapi pemerintah yang dipimpin BJP nasionalis Hindu di negara bagian itu dituduh tidak berbuat cukup untuk mencegah kekerasan.

Anggota komunitas Meitei, yang menyumbang setidaknya 50 persen dari populasi negara bagian, telah menuntut penyertaan dalam kategori Suku Terjadwal selama bertahun-tahun.

India mencadangkan pekerjaan pemerintah, penerimaan perguruan tinggi, dan kursi terpilih di semua tingkat pemerintahan bagi komunitas di bawah kategori ini untuk memperbaiki kesalahan sejarah yang telah menghalangi mereka mendapatkan kesempatan yang sama.

Status ini akan memberi Meiteis akses ke lahan hutan dan menjamin mereka sebagian dari pekerjaan pemerintah dan tempat di lembaga pendidikan. Suku-suku lain khawatir mereka akan kehilangan kendali atas tempat tinggal hutan leluhur mereka.

Pada hari Selasa, ribuan orang suku dari distrik perbukitan di negara bagian tersebut berpartisipasi dalam pawai yang diadakan oleh All Tribal Students Union of Manipur untuk menentang tuntutan tersebut.

Sehari kemudian, unjuk rasa serupa berubah menjadi kekerasan, memicu keresahan di distrik lain yang telah menyebar. Masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kerusuhan tersebut.