Bagikan:

JAKARTA - Aparat keamanan di negara bagian Manipur, India memberlakukan jam malam mulai hari ini, Selasa 10 September. Keputusan itu buntut kerusuhan antar etnis dan demonstrasi berujung ricuh.

Manipur selama lebih dari setahun terakhir diguncang kerusuhan etnis antara mayoritas Hindu Meitei dan komunitas Kuki yang sebagian besar beragama Kristen

Setidaknya 11 orang tewas setelah bentrokan melibatkan kedua etnis itu pecah pada Minggu.

Aksi demonstrasi kemudian muncul di Manipur Senin 9 September.

Digerakan mahasiswa, demonstrasi itu memprotes adanya kerusuhan etnis di Manipur yang terang-terangan menggunakan senjata rakitan hingga serangan drone.

Demonstrasi berujung ricuh jelang petang. Polisi yang menjaga rumah dinas kepala daerah Imphal, ibu kota Manipur, dilempari batu dan botol plastik. 

Sementara di waktu yang sama, demonstrasi di distrik Manipur lainnya diiringi perampasan senjata polisi.

"Seorang polisi terkena peluru tajam di paha kiri dan seorang polisi lainnya terkena proyektil," kata pernyataan polisi, dikutip dari AFP, Selasa 10 September.

Adapun ketegangan antara komunitas Meitei dan Kuki di Manipur diduga berasal dari persaingan sengit akan sengketa lahan dan pekerjaan publik.

Saat kerusuhan antar etnis terjadi di Manipur, aktivis hak asasi manusia setempat menuduh para pemimpin daerah bukannya meredam ketegangan justru membuat perpecahan demi keuntungan politik.