JAKARTA - Koalisi Amunisi Tandan (CMC) menerbitkan laporan yang mengungkapkan Amerika Serikat (AS) memasok bom tandan atau cluster munition untuk Ukraina dari Juli 2023 hingga April 2024.
CMC merupakan organisasi internasional yang melakukan pengawasan amunisi dan larangan pemakaian bom tandan meluncurkan laporannya pada awal pekan ini.
"Antara Juli 2023 dan April 2024, Presiden AS Joe Biden menyetujui lima transfer amunisi tandan AS yang dikirim melalui proyektil artileri 155 mm dan rudal balistik ke Ukraina. Ukraina mungkin telah memperoleh amunisi tandan dari negara lain dalam periode ini, tetapi laporan transfer tersebut telah dibantah oleh negara-negara terkait," bunyi laporan CMC, dikutip dari Tass, Selasa 10 September.
Laporan CMC juga menyebutkan, AS mengumumkan pengiriman roket 155 mm dengan hulu ledak tandan ke Ukraina pada 7 Juli dan September 2023, serta 12 Maret 2024.
Selanjutnya, AS kembali menginformasikan mengirim bom tandan dan rudal ATACMS pada 17 Oktober 2023 dan 24 April 2024.
"AS belum mengungkapkan jumlah bom tandan yang diberikannya ke Ukraina atau informasi tentang jenis spesifik dan tingkat kegagalannya," sambung laporan.
Menurut CMC, pemimpin dari 21 negara telah menyatakan kekhawatirannya akan keputusan AS menyuplai bom tandan untuk Ukraina.
Keputusan Washington tersebut juga dikritik oleh PBB.
Bom tandan diketahui dilarang oleh 123 negara lantaran membahayakan bagi masyarakat sipil. Larangan pemakaian bom itu telah ditandatangani dalam Konvensi Amunisi Tandan.
Dalam pemakaiannya, bom tandan diluncurkan dalam rudal atau misil. Rudal itu kemudian menyebarkan bom-bom kecil yang meledak ketika membentur dengan keras.
Namun, ledakan tidak akan terjadi ketika jatuh di tanah basah sehingga berpotensi tinggi mencelakai warga sipil lantaran bom yang masih aktif.