NATO Nilai Rusia Mungkin akan Menyabotase Kabel Bawah Laut Sebagai Bagian dari Perang Melawan Ukraina
Ilustrasi kabel bawah laut. (Wikimedia Commons/~~ ItsJegh ~~)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia mungkin akan menyabotase kabel-kabel bawah laut untuk menghukum negara-negara Barat yang mendukung Ukraina, pejabat intelijen NATO memperingatkan pada Hari Rabu, saat aliansi tersebut meningkatkan upaya untuk melindungi infrastruktur bawah laut setelah serangan Nord Stream.

"Ada kekhawatiran yang meningkat, Rusia mungkin menargetkan kabel-kabel bawah laut dan infrastruktur penting lainnya dalam upaya untuk mengganggu kehidupan Barat, untuk mendapatkan pengaruh terhadap negara-negara yang memberikan keamanan kepada Ukraina," kata David Cattler kepada para wartawan, dilansir dari Reuters 4 Mei.

"Rusia lebih aktif daripada yang pernah kita lihat dalam beberapa tahun terakhir dalam domain ini," katanya, seraya menambahkan bahwa mereka berpatroli lebih banyak di seluruh Atlantik dibandingkan beberapa tahun terakhir, juga telah meningkatkan aktivitas di laut Utara dan Baltik.

Ancaman terhadap kabel dan jaringan pipa bawah laut telah menjadi fokus perhatian publik sejak ledakan yang belum dapat dijelaskan melumpuhkan jaringan pipa Nord Stream 1 dan 2 pada Bulan September 2022, yang dibangun untuk mengirimkan gas dari Rusia ke Jerman melintasi Laut Baltik.

Mengutip penyelidikan yang sedang berlangsung, Cattler menolak untuk berspekulasi tentang siapa yang berada di balik serangan tersebut.

Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan keamanan kabel bawah laut, negara-negara Barat berupaya mengubah Laut Utara menjadi mesin pembangkit listrik ramah lingkungan, dengan merencanakan serentetan pembangkit listrik tenaga angin baru yang akan dihubungkan ke daratan dengan kabel.

Kabel bawah laut lainnya mengangkut sekitar 95 persen lalu lintas internet di seluruh dunia dengan kecepatan sekitar 200 terabyte per detik, dengan 200 dari 400 kabel yang dianggap penting, menurut NATO.

"Secara keseluruhan, kabel-kabel tersebut membawa transaksi keuangan senilai 10 triliun dolar AS setiap harinya, sehingga kabel-kabel ini benar-benar merupakan penopang ekonomi," ujar Cattler, asisten sekretaris jenderal NATO untuk bidang intelijen dan keamanan.

Lebih lanjut dia memperingatkan, musuh-musuh NATO menyadari keuntungan strategis yang sangat besar untuk dapat mengancam keamanan sistem internet, energi dan keuangan Barat.

"Rusia secara aktif memetakan infrastruktur penting sekutu baik di darat maupun di dasar laut," terang Cattler, menggambarkan prosedur itu sebagai bagian dari program pengintaian bawah air yang dijalankan oleh bagian dari Kementerian Pertahanan Rusia.

Namun, sekutu NATO secara ketat memantau kapal-kapal Rusia yang dilengkapi dengan sensor yang dapat mengumpulkan informasi elektronik atau akustik dari dasar laut, dia menggarisbawahi, dengan mengatakan kapal-kapal mata-mata itu dapat diidentifikasi dengan antena atau aktivitas yang tidak biasa di dekat daerah-daerah vital.

Diketahui, NATO secara signifikan meningkatkan jumlah kapal yang berpatroli di laut Utara dan Baltik setelah ledakan Nord Stream, serta membentuk Unit Perlindungan Infrastruktur Bawah Laut Kritis untuk meningkatkan kerja sama dengan industri hingga para ahli.

"Ancaman itu nyata, dan NATO sedang meningkatkannya," kata Letnan Jenderal Jerman Hans-Werner Wiermann yang bertanggung jawab atas unit baru tersebut sejak Februari.

Ketika ditanya apa yang dapat dilakukan oleh industri untuk membuat pembangkit listrik tenaga angin yang baru lebih tahan terhadap serangan, ia menyarankan untuk menghubungkannya ke daratan dengan beberapa kabel, bukan hanya satu kabel.