Bagikan:

JAKARTA – Salah satu sekuriti di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) berinisial C menceritakan bagaimana dirinya menghadapi Mustopa (60), melancarkan aksinya di Gedung MUI. Dijelaskan C, pelaku sempat melontarkan perkataan kasar saat ingin bertemu ketua MUI.

Kemudian C (saksi) berupaya menemui bagian sekretariat untuk menanyakan perihal bisa atau tidak bertemu ketua MUI.

Namun pihak sekretariat mengatakan bahwa ketua MUI belum bisa menerima karena pelaku Mustofa kerap mengirim surat dengan nada ancaman.

"Saya diperintahkan disuruh ke bawah untuk mengamankan beliau. Setelah mengamankan beliau, maaf pak gak bisa ketemu untuk hari ini. Bapak sudah kirim surat tapi suruh tunggu kabar berikutnya. Tapi beliau memaksa. Beliau bilang begini, kalau kamu tidak menerima saya ketemu ketua MUI saya habisi kamu," kata C kepada wartawan, Rabu, 3 Mei.

Kemudian pelaku berjalan dan mengangkat tas yang berisi benda mirip senjata api.

"Pistol itu isinya. Karena panik, di tembak. Tapi saya gak ketembak Alhamdulillah. Pelurunya meleset," ucapnya.

C mengatakan, dirinya sudah dua kali bertemu dengan pelaku. Awal bertemu pelaku, sekitar jam 7 pagi. Namun C lupa pada hari dan tanggal berapa beliau sempat bertemu pelaku sebelum kejadian.

"Beliau itu mencurigakan dengan membawa surat yang berkata-kata seperti nada pengancaman. Itu aja sih yang saya tau. Engga, seperti biasa (penampilannya)," ujarnya.

Sebelumnya, kejadian penembakan terjadi di Kantor MUI Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, 2 Mei. Penembakan terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Satu karyawan MUI terluka akibat terkena tembakan dari pelaku. Sementara Mustofa, pelaku penembakan justru tewas saat diamankan petugas.