Sistem Kesehatan Jepang Kritis, Tokyo dan Banyak Kota Lain Berstatus Darurat
PM Jepang Yoshihide Suga (Twitter/JPN_PMO)

Bagikan:

JAKARTA - Sistem kesehatan publik Jepang mengalami kritis akibat pandemi COVID-19. Banyak rumah sakit yang mulai kewalahan akibat pandemi. Untuk itu Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menetapkan status darurat di banyak daerah termasuk Tokyo.

Melansir Reuters, Selasa 19 Januari, Suga mengeluarkan status keadaan darurat untuk Tokyo dan tiga prefektur sekitarnya. Upaya yang dilakukan suga tak lain untuk membendung penyebaran virus corona baru. Ia juga berencana memperluas keadaan darurat untuk tujuh prefektur lagi, termasuk Osaka dan Kyoto di Jepang bagian barat.

“Yang penting adalah memberikan layanan medis yang diperlukan kepada orang-orang yang membutuhkan. Kami akan melakukan semua langkah untuk melindungi sistem medis,” kata Suga.

Suga juga mengatakan akan mengerahkan tim medis dari militer (SDF) bila diperlukan. "Kami semua siap untuk mengerahkan tim medis Pasukan Bela Diri jika diminta oleh gubernur," tambahnya.

Sekalipun Jepang tidak terlalu parah terkena pandemi dibanding negara maju lainnya. Namun, karena angka penularan COVID-19 terus meningkat beberapa pekan terakhir, Presiden Asosiasi Medis Jepang Toshio Nakagawa mengatakan sistem kesehatan publik di negara itu kritis.

Bahkan pandemi COVID-19 telah memaksa Jepang untuk menuntup pintu kepada orang asing yang ingin masuk dan membatasi acara berskala besar. Alhasil, Menteri Reformasi Administrasi Taro Kono mengatakan pada hari Kamis lalu Olimpiade akan kembali ditunda sampai batas waktu tak ditentukan.

Akan tetapi, Suga menegaskan kembali tekadnya untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo musim panas ini.  “Kami akan terus maju dengan persiapan, dengan tekad membangun langkah anti infeksi kedap air dan mengadakan acara yang bisa membawa harapan dan keberanian bagi dunia.”

Sejauh ini Jepang telah mengonfirmasi 330.715 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 4.305 kasus meninggal dunia.