Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebut industri keuangan syariah, khususnya perbankan, harus fokus menggarap segmen khusus agar bisa tumbuh dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian.

“Industri keuangan syariah punya potensi untuk bisa berkembang dengan menggarap sektor ritel dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah),” ujarnya dalam webinar Selasa, 19 Januari.

Wimboh menambahkan, keuangan syariah di Indonesia mempunyai karakteristik yang cukup dekat dengan lapisan masyarakat akar rumput. Untuk itu, perhatian besar harus diberikan pada segmentasi ini agar kinerja lembaga jasa keuangan syariah dapat terakselerasi dengan baik.

“Karena industri keuangan syariah, khususnya perbankan syariah, yang mengalami masalah kredit (pembiayaan) adalah yang menggarap segmentasi komersil,” tuturnya.

Kesimpulan tersebut dia kemukakan lantaran Wimboh pernah menduduki posisi strategis pada salah satu bank pemerintah dengan aset besar.

“Saya tahu karena saya pernah menjadi Komut (Komisaris Utama) Bank Mandiri,” tegasnya.

Adapun, langkah strategis lainnya dalam mendorong indusri keuangan syariah dapat berlari lebih cepat adalah dengan mensinergikan berbagai kebijakan pemerintah dan sektor swasta untuk membuat ekosistem yang mendukung.

“Selanjutnya kita buat ekosistem halalnya. Sebagai contoh nanti kita buat wisata halal, hotelnya halal, lembaga pembiayaannya juga halal. Hal seperti ini memungkinkan kontribusi syariah menjadi lebih besar,” paparnya.

Untuk diketahui, industri keuangan syariah menunjukan kinerja positif pada 2020 meski sedang dalam situasi pandemi.

Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan kredit perbankan diketahui terkontraksi menjadi minus 2,41 persen. Angka tersebut berbeda jauh dibandingkan dengan performa pembiayaan perbankan syariah yang masih tumbuh 9,5 persen.

Adapun, empat bank bumn yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) hanya mampu naik tipis sebesar 0,6 persen.