JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkap perkembangan kasus COVID-19 Jakarta selama periode libur Hari Raya Idulfitri. Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengungkapkan, saat ini banyak penularan virus corona yang tak terdeteksi.
Hal ini, kata Ngabila, disebabkan oleh kenaikan persentase kasus positif dari jumlah spesimen yang diperiksa atau positivity rate. Berdasarkan data, positifity rate pada pekan ini sebanya 23,88 persen, meningkat dari pekan lalu sebesar 17,61 persen.
"Situasi COVID-19 di Jakarta masih terkendali dengan jumlah kasus positif dan kematian cenderung tetap, positivity rate meningkat tajam tanda banyak kasus tidak terdiagnosis di lapangan," kata Ngabila kepada wartawan, Rabu, 26 April.
Ngabila mengungkapkan, banyaknya kasus corona yang tak tercatat ini juga ditunjukkan dari penurunan jumlah tes PCR dan antigen selama musim libur Lebaran.
Seiring dengan banyaknya penularan COVID-19 yang tidak terdeteksi, keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit untuk pasien COVID-19 cenderung menurun selama seminggu terakhir.
"BOR RS turun seminggu terakhir menjadi 11 persen," ujarnya.
Sementara itu, terdapat 12 kematian kasus COVID-19 selama sepekan terakhir. Dari 12 kasus kematian, semuanya berusia 30 tahun ke atas. Enam di antaranya bahkan belum menjalani vaksinasi COVID-19 sama sekali.
BACA JUGA:
Berkaitan dengan itu, Jakarta telah mendeteksi adanya penularan kasus COVID-19 varian Arcturus dengan kasus pertama muncul oleh pelaku perjalanan luar negeri yang baru pulang dari India pada 23 maret 2023.
"Biasanya, dibutuhkan waktu 4 sampai 8 minggu untuk menjadi dominan dan puncak kasus, oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan kasus 2-4 minggu kedepan," urainya.
Lebih lanjut, Ngabila menyebut upaya penyebaran virus yg masif terutama pasca libur hari raya dan antisipasi persiapan puncak gelombang kasus COVID-19 varian Arcturus bisa dilakukan oleh masyarakat dengan melakukan deteksi dini.
"Masyarakat kini memang tak perlu lagi tidak perlu melakukan swab antigen/pcr/karantina mandiri di rumah. Yang penting, kalau bergejala atau kontak erat dengan kasus positif, segera PCR gratis ke puskesmas kecamatan terdekat di Jakarta," imbuhnya.