Bagikan:

Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) merespons Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang tak terlalu terbuka soal kemungkinan menjadi pasangan calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo. Prabowo menyatakan dirinya telah jadi Capres Gerindra, dan partainya itu kini sudah cukup besar.

Ditanya wartawan mengenai hal tersebut, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, bahwa pihaknya tak bisa memaksakan agar Prabowo mau menjadi Cawapres Ganjar.

Pasalnya, dia menyebut jika sebuah pasangan Capres- Cawapres perlu adanya komunikasi di awal serta komitmen terhadap rakyat secara bersama-sama.

"Ya tentu saja kita kan enggak model kawin paksa, tentu ada pacarannya, ada pemahamannya, ada komitmen terhadap rakyat bangsa dan negara," kata Hasto saat ditanya wartawan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/4/2023). Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mendampingi Hasto saat wawancara itu.

Hasto menambahkan, jika partai berlambang banteng moncong putih ini terus memantau situasi dinamika politik yang selalu bergerak dinamis.

Sehingga, PDIP akan terus melakukan kajian soal sosok Cawapres pendamping Ganjar Pranowo. Di mana, keputusan dan kajian akan dilakukan oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Kami melakukan kajian terus menerus dan nantinya dijajaki oleh ibu Megawati Soekarnoputri yang mengambil keputusan," terang Hasto.

Politisi asal Yogyakarta ini mengatakan, partainya tidak secara acak melakukan soal perjodohan pasangan Capres-Cawapres.

Namun, PDIP akan melihat konstelasi masyarakat sebagai pemegang kedaulatan.

"Jadi enggak ada proses-proses yang terkait dengan jodoh menjodohkan karena semua itu berjalan dengan natural sesuai dengan kehendak dari masyarakat," jelas Hasto.