PDIP, partai politik pemenang pemilu telah mengumumkan bahwa Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, akan menjadi calon presiden (capres) mereka untuk Pemilihan Presiden 2024. Namun, calon Wakil Presiden (cawapres) yang akan menemani Ganjar belum diumumkan. PDIP perlu mempertimbangkan faktor kesesuaian antara Ganjar dan calon wakil presiden untuk memenangkan Pemilihan Presiden 2024.
Menurut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, calon wakil presiden untuk Ganjar telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, Hasto tidak menyebutkan nama orang yang diusulkan oleh Jokowi.
Usai pengumuman capres oleh PDIP Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi terlihat satu mobil. Apakah terjadi pembicaraan soal cawapres? Wallahu a'lam Bishawab.
Saat salat Idufitri di Masjid Agung Sheikh Zayed, Solo, pada Sabtu, 22 April, Jokowi menyebut beberapa nama calon wakil presiden yang menurutnya cocok untuk menemani Ganjar yakni Erick Thohir, Sandiaga Uno, Airlangga Hartarto, Mahfud MD, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, dan Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto adalah Ketua Umum Partai Gerindra dan saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi. Selain itu, Prabowo memiliki pengalaman sebagai calon presiden dalam dua pemilihan presiden sebelumnya, yaitu dalam Pemilihan Presiden 2014 dan 2019.
Diketahui di hari pertama lebaran Prabowo bersilaturahmi ke Presiden Jokowi. Meski mengaku tidak ada pembicaraan soal politik rasanya sulit dipercaya jika keduanya tidak menyinggung soal capres dan cawapres dalam pertemuan tersebut.
Keterlibatan Prabowo dalam pemerintahan Jokowi juga menunjukkan bahwa hubungan mereka tidak selalu buruk, meskipun mereka adalah rival politik sebelumnya. Bahkan kini bisa dikatakan hubungan keduanya sangat dekat. Kerap kali digambarkan sebagai sosok penerus Jokowi sebagai presiden. Oleh karena itu, nama Prabowo memang sangat kuat jika dipertimbangkan sebagai calon wakil presiden yang dapat memperkuat posisi pasangan Ganjar-Prabowo dalam Pemilihan Presiden 2024. Pertanyaannya apakah Prabowo mau jadi cawapres? Prabowo dalam beberapa survei masuk calon presiden dengan peringkat tertinggi. Jokowi juga pernah bicara kalau Prabowo bakal jadi penerusnya sebagai presiden. Jadi rasanya menduetkan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto merupakan hal sulit dan hampir mustahil.
Selama acara silaturahmi lebaran dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Ganjar mengatakan bahwa partainya, PDIP, telah menyiapkan beberapa nama untuk diangkat sebagai wakil presidennya. Dalam kesempatan ini, politisi berambut putih ini juga menyampaikan kriteria untuk pasangannya, yaitu orang yang dapat berkolaborasi dan memiliki visi dan misi yang sama.
Dari semua nama yang disebutkan oleh Jokowi, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, adalah pilihan utama untuk wakil presiden dengan pencapaian elektabilitas sebesar 19,7 persen. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berada di posisi kedua dengan elektabilitas mencapai 18,4 persen. Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir berada di posisi ketiga dengan elektabilitas mencapai 11,8 persen. Sedangkan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 2,9 persen.
BACA JUGA:
Jika upaya menduetkan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto gagal, bisa jadi dari semua nama tersebut Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno menjadi yang paling realistis. Ridwan Kamil yang menurut riset punya elektabilitas tinggi dan dianggap mampu meraup suara dari Jawa Barat. Kendala Ridwan Kamil adalah dia merupakan kader Partai Golkar, partai yang sudah menyiapkan Airlangga Hartarto sebagai capres. Apakah Golkar rela? Apalagi nama sang ketua umum, Airlangga Hartarto sempat disinggung sebagai kandidat wapres. Ganjar sendiri pun mengaku sempat beberapa kali melakukan pembicaraan dengan Airlangga terkait 2024.
Sementara Sandiaga Uno, selain punya elektabilitas, karena sudah pindah ke PPP makin punya nilai plus. Jika melihat sejarah, PPP punya hubungan yang bagus dengan PDIP. Jelang reformasi, gerakan Mega Bintang yang dipelopori kader PDI dan PPP menjadi titik awal Megawati menjadi Ketum PDIP. Saat ini sejumlah tokoh PPP sendiri memang mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres. Jika kadernya dipinang, bisa jadi PPP merapat.
Atau Mahfud MD yang belakangan namanya moncer di media dan sosmed. Politik memang misteri hingga hari 'H'. Tapi itulah yang menarik karena semuanya dinamis. Bisa berubah setiap saat. Namun, apapun pilihannya semoga semua bekerja demi rakyat. Demi Indonesia. Jika Ganjar Pranowo terpilih jangan hanya jadi petugas partai tapi lebih besar lagi, menjadi petugas rakyat Indonesia.