Isak Tangis Keluarga WBP Pecah Saat Bertemu Keluarga Secara Langsung di Lapas Cipinang
Isak tangis keluarga dan WBP pecah ketika pertemuan layanan tatap muka resmi dibuka di Lapas Kelas 1 Cipinang. (foto: rizky/voi)

Bagikan:

JAKARTA - Isak tangis keluarga para narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) pecah ketika pertemuan layanan tatap muka resmi dibuka di Lapas Kelas 1 Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu, 22 April.

Para keluarga dari WBP yang menjalani masa tahanan di Lapas Kelas 1 Cipinang tak kuasa menahan tangis. Mereka merasa terharu. Pasalnya, selama 3 tahun pandemi COVID-19, pihak keluarga dan WBP tak dapat bertatap muka dengan keluarga secara langsung selama tiga kali lebaran.

"Layanan tatap muka sudah dibuka di semua Lapas dam Rutan di Jakarta setelah 3 tahun pandemi. Ini kebijakan dari Dirjen Pemasyarakatan untuk kunjungan tatap muka," kata Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM (Kakanwil Kemenkumham) DKI Jakarta, Ibnu Chuldun, Sabtu, 22 April.

Pada tahun ini, pihak keluarga dapat bertatap muka langsung ketika perayaan hari raya Idul Fitri. Mereka dapat berkumpul dengan keluarga, meskipun salah satu keluarganya masih menjalani hukuman penjara.

"Kami melakukan peninjauan terhadap proses layanan kunjungan Idulfitri. Tiga hari sebelumnya, keluarga sudah mendaftar online menggunakan aplikasi digital, jadi mendaftar dulu keluarganya. Jadi yang boleh besuk itu hanya keluarga inti, yaitu orangtuanya dan anaknya," ujarnya.

Pendaftaran melalui online dilakukan agar petugas dapat mendata jumlah pengunjung dan jumlah warga binaan yang akan dikunjunginya. Pendataan dilakukan agar Kepala Lapas Kelas 1 Cipinang bisa mengatur alur waktu mulai dari pendaftaran, ruang tunggu dan lain sebagainya.

"Sekarang karena Idulfitri, layanan tatap muka diberikan kepada setiap keluarga yang berkunjung selama 45 menit. Tadi pengakuan pengunjung, semuanya tidak ada pungutan. Jadi selama dua hari ini, yang boleh berkunjung khusus dari keluarga inti. Untuk teman dan kerabat, tatap muka hari Senin," katanya.

Kuota kunjungan ternyata tidak dibatasi oleh petugas. Namun untuk mengatur jumlahnya, para keluarga yang hendak mengunjungi WBP dibagi menjadi 3 sesi waktu.

"Kita tidak bisa membatasi, kuota dibagi menjadi 3 gelombang. Pagi, siang dan sore hari. Lahan sangat luas bisa menampung sekitar 5 ribu orang. Layanan tatap muka khusus keluarga ini diberikan selama 2 hari," paparnya.

Sementara bagi warga yang hendak mengunjungi WBP, sebaiknya tidak membawa makanan dan minuman kemasan. Karena makanan kemasan dilarang untuk masuk ke dalam area Lapas dan Rutan.

"Yang boleh itu hanya makanan matang rumahan seperti ketupat, opor ayam, rendang boleh dibawa. Untuk makanan kemasan tidak bisa masuk ke dalam area Lapas," ujarnya.

Sementara Kepala Lapas Kelas 1 Cipinang, Tonny Nainggolan mengatakan, hari ini kunjungan yang sudah mendaftarkan diri terdapat ada 713 perkeluarga.

"Kalau 713 orang kepala keluarga itu memiliki 4 orang anggota keluarga, maka pengunjung ditaksir mencapai 3 ribu orang. Jam kunjungan nanti akan kita bagi 3 sesi perhari, kunjungan selama 2 hari ini. Kunjungan keluarga mulai dari pukul 08.30 sampai 15.00 WIB," katanya.

Adapun kunjungan tatap muka langsung dilakukan serentak di Lembaga Permasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan (Rutan) dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) se-DKI Jakarta.