Bagikan:

JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan partainya tidak akan membelot Partai Kebangkitan bangsa (PKB) beserta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

"Tidak akan mungkin Pak Prabowo meninggalkan Muhaimin dan Partai Kebangkitan Bangsa," kata Andre saat diskusi daring yang digelar Total Politik dengan Tema "Dinamika Elektabilitas Capres Menuju 2024" dilansir ANTARA, Rabu, 19 April.

Untuk itu, dia menegaskan komitmen Prabowo bersama Muhaimin tak perlu diragukan.

"Kita solid, kita sepakat akan bersama-sama membangun NKRI yang kita cintai ini. Sekali lagi membangun bangsa harus dilakukan secara bersama-sama dengan semangat gotong royong dan bukan hanya untuk satu kelompok kepentingan tertentu," ujarnya.

Andre menyebut Partai Gerindra juga telah melangsungkan pertemuan dengan PKB di rumah Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (10/4). Dalam pertemuan tersebut, kata dia, Pak Prabowo menyatakan bahwa Muhaimin mendapat peran signifikan untuk menentukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

“Di situ jelas Pak Prabowo menjelaskan bahwa Muhaimin akan memerankan peran yang sangat besar dalam menentukan capres dan cawapres koalisi kita, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya," tuturnya.

Termasuk, lanjut dia, peran Cak Imin untuk ikut menentukan capres-cawapres apabila nantinya koalisi besar resmi terbentuk, yang diwacanakan akan menggabungkan KKIR dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). 'Maupun nanti kalau terjadi koalisi besar. Itu jelas," imbuhnya.

Namun, Andre menambahkan apabila nantinya koalisi besar terbentuk maka selain Prabowo dan Cak Imin dari KKIR, para ketua umum partai politik anggota KIB yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP akan ikut menentukan pula capres-cawapres. Termasuk, ketua umum partai politik lainnya yang sekiranya akan bergabung dengan koalisi besar.

"Seandainya KKIR ini bergabung dengan KIB tentu dari Pak Prabowo dan Muhaimin akan bertambah Pak Airlangga, Pak Mardiono, dan Bang Zulhas (Zulkifli Hasan), berlima untuk menentukan, duduk satu meja mengambil keputusan secara kolektif kolegial, musyawarah untuk mufakat, tanpa voting," katanya.

Anggota DPR itu pun optimistis wacana pembentukan koalisi besar mampu direalisasikan.

"Kenapa? Karena lima partai yang saya sebutkan di awal sudah punya frekuensi yang sama, sama-sama punya komitmen membangun Indonesia. Itu harus dilakukan secara bersama-sama dengan semangat gotong royong," tutur Andre.