JAKARTA - Tim Inafis Polri telah mendapatkan rekaman CCTV dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Hal ini dianggap bisa membantu mengidentifikasi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
"Saat ini Inafis sudah mengantongi data dari CCTV. Nanti CCTV yang ada di bandara, sebelum korban memasuki pesawat akan dianalisis dari alat kami. Mudah-mudahan nanti hasilnya jelas," kata Kasubag Ren Inafis Polri AKBP Yani dalam konferensi pers yang digelar di RS Polri Kramat Jati, Senin, 18 Januari.
Rekaman ini, diharapkan bakal semakin memperlengkap data antemortem yang telah dimiliki oleh RS Polri dalam upaya melakukan identifikasi. Apalagi, selama ini, Inafis telah memiliki data berupa sidik jari para penumpang dari Direktorat Disdukcapil.
"Sidik jari dan wajah kami cocokan, dikerucutkan di dalam alat namanya face recognation," ungkapnya.
"Tentu saja terkait dengan tupoksi kami butuh proses dan dukungan dari semua pihak. Kondisi yang saat ini sudah ada di kami adalah data-data yang tercover atau terkumpul di Inafis portable system, kemudian dalam face recognation dan MAMBIS (Mobile Automated Multi- Biometric Identification System)," imbuh Yani.
BACA JUGA:
Pada Minggu, 17 Januari ada lima penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang teridentifikasi.
Mereka adalah Fau Nuntius Zai, laki-laki 11 bulan; Yuni Dwi Saputri, perempuan 34 tahun; Iskandar, laki-laki 52 tahun; Okke Durotul Zannah, perempuan 24 tahun; dan seorang yang berdasarkan permintaan keluarga tidak diumumkan ke publik.
Kelimanya ini berhasil diidentifikasi dengan menggunakan metode penyamaan DNA berdasarkan sampel yang disampaikan keluarga pada Tim DVI.
Selama sepekan ini, total jumlah penumpang yang sudah berhasil diidentifikasi ada 29 orang dan seorang di antaranya adalah bayi.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak sempat hilang kontak di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu, 9 Januari 2020. Selanjutnya, otoritas memberikan kepastian jika pesawat itu jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Total pesawat tersebut mengangkut 62 orang diantaranya 12 kru pesawat dan 50 penumpang yang terdiri dari 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.