Bagikan:

JAKARTA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri kembali berhasil mengidentifikasi lima korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak. Total sudah 29 korban yang berhasil diidentifikasi hingga saat ini.

"Hasil identifikasi dari Tim DVI, hari ini berhasil mengindentifikasi 5 korban," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Minggu, 17 Januari.

Sebelumnya, pada Sabtu, 16 Januari, tim DVI telah berhasil mengidentifikasi 24 korban. Para korban berhasil diidentifikasi melalui DNA dan sidik jari.

Rusdi menyampaikan, lima korban yang berhasil diidentifikasi pada hari ini antara lain Fau Nuntius Zai, laki-laki 11 bulan; Yuni Dwi Saputri, perempuan 34 tahun; Iskandar, laki-laki 52 tahun dan Okke Durotul Zannah, perempuan 24 tahun. Adapun kelima korban yang baru teridentifikasi tersebut, berhasil diketahui melalui DNA.

Namun, kata Rusdi, dari lima yang berhasil diidentifikasi tersebut, ada satu korban yang tidak diungkap ke publik identitasnya. Sesuai permintaan dari pihak keluarga.

"Keluarga tidak ingin identitasnya disampaikan ke publik, tentunya ini patut kita hormati dan patut kita hargai," katanya.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Pusdokkes Polri, Kombes Pol Ratna menjelaskan, kelima korban yang berhasil diidentifikasi yakni Fau Nuntiyus Zai seorang bayi laki-laki yang berumur 11 bulan. Fau berhasil diidentifikasi melalui DNA ayah kandungnya.

Kemudian, yang kedua adalah Yuni Dwi Saputri berjenis kelamin perempuan. DNA Yuni berhasil diketahui melalui properti sikat gigi.

"Kalau ini menggunakan properti sebagai kepemilikan pribadi, jadi ini properti milik Yuni Dwi Saputri yang diberikan keluarganya, maka ini harus max semuanya. Jadi tidak boleh ada yang separuh," tutur Ratna.

Kemudian antemortem nomor 26 yakni, Iskandar berjenis kelamin laki-laki berumur 52 tahun yang menjadi pembanding adalah DNA anak kandungnya. Terakhir, Okke Durotul Zannah, berjenis kelamin perempuan berumur 24 tahun. Pembandingnya adalah ibu kandungnya.

Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, atau 11 nautical mile dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang-Banten pada Sabtu, 9 Januari.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.