Bagikan:

JAKARTA - Mantan Kapolda Sumatera Barat sekaligus terdakwa kasus peredaran sabu Irjen Teddy Minahasa menyebut keterangan terdakwa Linda yang mengaku sebagai istri sirinya hanya skenario.

Skenario terkait Linda sebagai istri siri Teddy juga didapat dari terdakwa lain yang  terlibat dalam kasus yang sama.

"Makanya saya tidak terkejut sama sekali, saya sampai santai saja atas pengakuan Linda Pujiastuti karena saya sudah dapat informasi," kata Teddy saat membacakan pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Barat dilansir ANTARA, Kamis, 13 April.

Menurut informasi yang didapat Irjen Teddy, skenario itu dibuat  pengacara Linda, Adriel Purba. Bahkan dalam skenarionya, Linda disebut telah memiliki anak hasil hubungan gelap dengan Teddy.

Dengan demikian, Teddy berharap informasi tersebut dapat dipertimbangkan majelis hakim untuk menjatuhkan vonis.

Sebelumnya, Linda selaku perantara sabu dan terdakwa dalam kasus peredaran narkoba mengaku sebagai istri siri Teddy Minahasa.

"Saya ini istri sirinya," kata Linda saat merespons semua keterangan Teddy di ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Rabu (1/3).

Bahkan Linda menjelaskan, pernah tidur bersama Teddy saat berada di kapal. Namun demikian, Linda tidak menjelaskan kapan dan dimana persisnya peristiwa itu terjadi.

Pernyataan tersebut bertentangan dengan keterangan Teddy di persidangan yang mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan khusus dengan Linda.

Di akhir persidangan, Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat Jon Sarman Saragih bertanya kepada Teddy, "Apakah saudara masih tetap dengan keterangan saudara."

"Tetap Yang Mulia," kata Teddy.

Dalam kasus ini Linda sempat diminta Irjen Teddy menerima sabu seberat lima kilogram di Jakarta.

Sabu tersebut dibawa oleh anak buah Teddy, yakni mantan Kapolres Bukittinggi, Dody Prawiranegara. Diduga sabu tersebut dibawa ke Jakarta untuk dijual.

Polda Metro Jaya menyatakan Teddy Minahasa telah memerintahkan anak buahnya untuk menyisihkan barang bukti narkotika jenis sabu-sabu dari hasil pengungkapan kasus untuk diedarkan.

Polres Bukittinggi awalnya hendak memusnahkan 40 kilogram sabu, namun Teddy Minahasa diduga memerintahkan untuk menukar sabu sebanyak lima kilogram dengan tawas.

Penggelapan barang bukti narkoba tersebut akhirnya terbongkar dengan rangkaian pengungkapan kasus narkotika oleh Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya.

Sebanyak 1,7 kilogram sabu telah diedarkan. Sedangkan 3,3 kilogram sisanya berhasil disita oleh petugas.

Adapun pasal yang disangkakan kepada Teddy, yakni Pasal 114 Ayat 3 sub Pasal 112 Ayat 2 Jo Pasal 132 Ayat 1 Jo Pasal 55 UU Nomor 35 Tahun 2009 dengan ancaman maksimal hukuman mati dan minimal 20 tahun penjara.