JAKARTA - Presiden Emmanuel Macron memastikan posisi Prancis mengenai Taiwan tidak berubah dan mendukung status quo saat ini terkait pulau tersebut, usai diminta mengklarifikasi komentarnya yang memicu reaksi di Amerika Serikat dan Eropa.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan outlet berita Politico dan harian Les Echos, Presiden Macron telah memperingatkan agar tidak terseret ke dalam krisis atas Taiwan yang didorong oleh "ritme Amerika dan reaksi berlebihan China."
Itu menimbulkan kritik dari beberapa politisi dan komentator di Eropa dan Amerika Serikat, dengan mantan Presiden AS Donald Trump menuduhnya "berciuman" ke Beijing.
"Posisi Prancis dan Eropa di Taiwan sama. Kami mendukung status quo. Kebijakan ini konstan dan tidak berubah," ujar Presiden Macron dalam konferensi pers saat kunjungan kenegaraan di Belanda, melansir Reuters 13 April.
"Ini adalah kebijakan Satu-China dan resolusi Pasifik untuk situasi ini. Itulah yang saya katakan dalam pertemuan empat mata dengan (Presiden) Xi Jinping, itulah yang dikatakan di mana-mana, kami tidak berubah," ungkapnya.
Presiden Macron tidak menyebut Taiwan dalam pernyataan publiknya kepada pers di Aula Besar Rakyat di Beijing pekan lalu, sebuah kelalaian yang dikritik oleh para komentator.
Pemimpin Prancis itu juga mengatakan dia berbagi visi tentang "kawasan Indo-Pasifik terbuka" dengan Presiden AS Joe Biden, bahkan jika mereka masing-masing memiliki pendekatan sendiri terhadap China.
"Saya dapat memberi tahu Anda, bahwa dia ingin menghindari eskalasi terlepas dari ketegangan saat ini," jelas Presiden Macron.
Ia menambahkan, sebuah kapal militer Prancis telah melewati Selat Taiwan dalam beberapa hari terakhir meskipun ada latihan militer China di sekitar pulau itu dan menunjukkan keterlibatan kuat Prancis di wilayah tersebut.
China diketahui tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan, untuk membawa pulau yang diperintah secara demokratis itu di bawah kendalinya.
BACA JUGA:
"Jadi tidak, Prancis tidak mendukung provokasi, tidak terlibat dalam politik fantasi dan menganggap status quo, rasa hormat dan kejelasan adalah sekutu terbaik otonomi strategis Eropa," tegasnya.
Dia menambahkan, komentar Trump adalah contoh eskalasi yang dicari oleh beberapa orang. Seorang diplomat Prancis mengatakan kepada wartawan sebelumnya, Presiden Macron tidak ingin terlibat dalam strategi "ketegangan" kepemimpinan Partai Republik di Kongres AS di Taiwan.
Pertemuan antara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California pekan lalu - sebelum latihan China - merupakan "provokasi", kata diplomat itu.