Bagikan:

JAKARTA - Partai Golkar menanggapi sejumlah pihak yang kontra dengan wacana pembentukan koalisi besar untuk Pilpres 2024 lantaran dianggap membahayakan demokrasi. Golkar mengajak pihak-pihak tersebut agar berpikir positif sehingga sikap optimis bisa terbangun.

"Kalau kita melihat dari sisi positif maka keluarannya positif. Kalau kita melihat dari sisi negatif, keluarannya juga negatif," ujar Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus di DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin, 10 April, malam.

Adapun gagasan koalisi besar berasal dari parpol anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang keseluruhan terdiri dari lima parpol pendukung pemerintah.

Wakil ketua DPR itu memahami pihak yang kontra punya pandangan berbeda dengan kelima parpol penggagas koalisi besar. Karenanya, Golkar mengajak agar pihak-pihak itu melihat maksud baik dari pembentukan koalisi besar ini.

"Tentunya mereka punya sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang kita. Maka saya minta, mari kita berpikir positif, supaya optimisme bisa dibangun," kata Lodewijk.

Sebelumnya, Partai Buruh menyatakan akan membentuk 'Koalisi Orang Kecil' jelang Pilpres 2024. Partai Buruh melihat, arah politik yang dijalankan oleh koalisi besar membahayakan demokrasi. Pasalnya, koalisi ini semakin membatasi jumlah capres-cawapres yang sudah terbatas akibat presidential threshold.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal, juga menilai pembentukan koalisi besar mengarah ke sistem demokrasi terpimpin. Menurutnya, Indonesia tidak boleh ditentukan oleh sekelompok parpol yang hanya mengejar kekuasaan, tanpa punya gagasan besar untuk membangun Indonesia menuju negara sejahtera (welfare state).

"Untuk melawan koalisi besar parpol, Partai Buruh akan mengajak partai politik non parlemen dan partai politik baru untuk menggagas Koalisi Orang Kecil demi menghadang sistem demokrasi terpimpin," kata Said Iqbal, melalui keterangan tertulisnya, Senin, 10 April.