Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, menilai tidak ada masalah jika Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bercita-cita membangun koalisi besar.

Hal itu disampaikan Dedi menanggapi keinginan ketua umum Golkar, PAN, PPP agar pesta demokrasi 2024 lebih meriah. 

Namun sebaliknya, menurut Dedi, ada masalah pada aturan pemilu terkait ambang batas pencalonan atau presidential threshold. Sehingga, peserta pemilu bisa dimonopoli. 

"Koalisi besar sah saja, yang perlu dikritik bukan upaya membangun koalisinya, tetapi sistem pemilu utamanya terkait ambang batas. Ini yang membuat ada upaya memonopoli peserta pemilu," ujar Dedi di Jakarta, Jumat, 2 Desember.

Dedi mengatakan, koalisi besar yang tengah dibangun KIB punyai sisi baik dan buruk. Manfaat koalisi besar terletak pada kemampuan untuk menurunkan besarnya kontestasi publik.

"Satu sisi ada baiknya mengurangi kontestasi publik, tetapi tidak benar jika tafsirnya soal keberagaman peserta pemilu, karena konsolidasi publik menjadi tanggung jawab partai juga," ungkapnya.

Di sisi lain, koalisi besar akan berakibat pada minimnya pilihan publik yang pada gilirannya bisa memunculkan potensi seteru yang lebar besar. 

"Imbas politik koalisi besar tentu minimnya pilihan publik, juga semakin sedikit pilihan, maka semakin besar kelompok yang bertarung, justru akan berisiko menimbulkan seteru yang juga lebih besar," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, mengatakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sepakat ingin menjadikan demokrasi sebagai pesta rakyat. Karenanya, kata Airlangga, KIB saat ini menunggu partai politik lain bergabung untuk membangun sebuah pondasi yang kuat membangun Indonesia.

"Fondasinya harus kuat, dindingnya kokoh, sirkulasi udaranya bagus, dan kita juga berharap bangunan ini akan diperkuat," kata Airlangga usai pertemuan dengan PPP dan PAN, Rabu, 30 November.

Plt Ketua Umum PPP Mardiono, menambahkan KIB ingin menikmati pesta demokrasi dengan adanya tambahan anggota koalisi. 

"Kita nikmati pesta demokrasi dengan menghasilkan sebuah kualitas yang tinggi. Agar kelak nanti pemimpin yang akan memimpin bangsa ini mendapatkan amanah kepercayaan dari rakyat, yang sesungguhnya," kata Mardiono.