Dari Hasil Identifikasi DVI, Terungkap Ibu dan Anak Warga Mertoyudan Magelang Jadi Korban Pembunuhan Mbah Slamet
Kapolresta Magelang Kombes Ruruh Wicaksono. (ANTARA/Heru Suyitno)

Bagikan:

MAGELANG - Dua orang warga Mertoyudan, Kabupaten Magelang, menjadi korban pembunuhan berencana yang dilakukan Slamet Tohari alias Mbah Slamet (45) yang berkedok dukun penggandaan uang di Desa Balun, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Kapolres Magelang Kombes Ruruh Wicaksono mengatakan selama ini tidak ada warga Magelang yang melaporkan kasus orang hilang ke polisi.

"Ketika kejadian di Banjarnegara itu kami sudah menyampaikan kepada polsek jajaran untuk memastikan ada tidaknya warga yang kehilangan anggota keluarganya, ternyata tidak ada," katanya dilansir ANTARA, Senin, 10 April.

Akan tetapi, setelah tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jateng melakukan identifikasi terhadap korban pembunuhan dukun Slamet, diketahui ada dua orang, yakni seorang ibu dan anaknya yang ternyata berasal dari Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Dua warga Magelang yang menjadi korban itu atas nama Theresia Dewi (48) beserta anaknya Okta Ali Abrianto.

Dari informasi itu, jajaran Polsek Mertoyudan merapat ke rumah korban dan membenarkan karena selama lebih kurang dua tahun tidak ada laporan orang hilang ke kepolisian.

Kombes Ruruh menuturkan keluarga korban sudah berangkat ke Banjarnegara untuk memastikan temuan tim DVI.

Kepolisian sudah memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak mudah percaya dengan berbagai bentuk modus orang yang bisa menggandakan uang.

Menurut Kombes Ruruh, sudah banyak contoh kasus yang ujung-ujungnya korban meninggal dunia. Beberapa daerah pernah terjadi kasus serupa, seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

"Masyarakat agar lebih cerdas karena tidak ada zaman sekarang ini yang bisa menggandakan uang. Misalnya, uang Rp1 juta menjadi Rp100 juta, tidak mungkin itu," katanya.

Kapolresta menimpali, "Kalau mengetahui, misalnya, ada aktivitas mencurigakan ada warga yang mengaku bisa menggandakan uang dan meresahkan, segera laporkan supaya tidak terjadi seperti di Banjarnegara, sudah ada belasan korban baru diketahui, padahal sudah bertahun-tahun."