Bagikan:

LARANTUKA - Sejumlah peziarah yang mengikuti kegiatan keagamaan Semana Santa di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur antusias mengikuti tradisi penghormatan Tuan Ma dan Tuan Ana yang merupakan tradisi peninggalan bangsa Portugis, hingga malam hari.

"Kami dari Bandung, ke sini ada sesuatu yang berbeda dari Paskah, arak-arakan Tuan Ma dan Tuan Ana dan kekhusyukan doa," kata Petra Maria Safitri (59), peziarah asal Bandung di Larantuka dilansir ANTARA, Kamis, 6 April.

Sejak pintu kapel dibuka oleh Raja Larantuka Don Andreas Martinus DVG pada pukul 09.00 WITA, para peziarah mulai mengantre. Bahkan, antrean kembali dibuka setelah misa malam Kamis Putih.

Para peziarah yang datang dari berbagai daerah mengikuti salah satu tradisi warisan Bangsa Portugis dalam merayakan Paskah yakni menghormati Patung Tuan Ma (ibunda Yesus) dan Tuan Ana (bayi mungil Yesus).

Tradisi penghormatan Tuan Ma dan Tuan Ana itu telah dilakukan sejak 500 lebih tahun lalu.

Sembari mengantre untuk masuk memberikan penghormatan, peziarah larut dalam nyanyian doa yang dibawakan oleh petugas.

Peziarah asal Jakarta, Maria Hasto Kristyanto terkesima dengan tradisi Katolik yang telah dihidupi ratusan tahun itu.

Dia berharap, makna devosi Semana Santa yang baru kembali dibuka setelah tiga tahun vakum akibat pandemi COVID-19 itu bisa terus dipertahankan.

"Luar biasa, ini pengalaman pertama saya ikut ziarah Semana Santa di Larantuka. Saya antusias," ungkap Maria Hasto kagum.

Setelah menjalankan tradisi penghormatan Tuan Ma dan Tuan Ana hari Kamis, para peziarah akan mengikuti rangkaian kegiatan keagamaan Semana Santa keesokan hari yakni Jalan Salib, prosesi laut di siang hari, dan prosesi darat di malam hari.